BOGOR-RADAR BOGOR, Baru-baru ini jagat dunia maya dihebohkan dengan video viral yang memparodikan bedanya perlakuan antara pasien BPJS Kesehatan dan umum. Video ini diketahui dibuat oleh tenaga kesehatan (nakes) yang berasal dari Puskesmas Lambunu 2, Sulawesi Tengah.
Video viral diunggah oleh akun TikTok @rintobelike2 terlihat ketiga nakes berjoget-joget saat pasien umum masuk. Sementara itu, di video kedua para nakes hanya duduk bermalas-malasan saat pasien BPJS masuk.
Meski video tersebut telah di-take down dan Nakes yang bersangkutan telah meminta maaf. Namun hal itu menjadi ingatan buruk bagi publik. Banyak masyarakat menilai, bila benar adanya perbedaan perlakuan antara si kaya dan si miskin dalam pelayanan kesehatan.
Di Kota Hujan, RSUD Kota Bogor menepis stigma tersebut. RS yang baru berusia delapan tahun ini justru menunjukan komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien BPJS.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah pasien BPJS pada instalasi rawat inap (Ranap) selama bulan Januari hingga Februari 2023 mencapai 4.009 pasien. Jumlah ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan pasien yang menggunakan jalur umum yang hanya berkisar 102 pasien.
Sementara pada tahun 2022, jumlah kunjungan pasien Ranap mencapai 21.230 pasien, dengan jumlah kunjungan terbanyak pada bulan November sebanyak 2.016 pasien. Pada Ranap umum, jumlah pasien mencapai 1.008 pasien.
Bergeser pada instalasi Rawat Jalan (Rajal), selama bulan Januari hingga Februari 2023, jumlah pasien BPJS mencapai 31.233 pasien. Lagi-lagi jumlahnya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah pasien umum yang mencapai 2.445 pasien.
Sepanjang tahun 2022 pasien Rajal mencapai 160.338 Pasien. Dan puncak perawatan terjadi pada Desember sebanyak 15.401. Pada jalur umum, pasien Rajal hanya berkisar 16.551 pasien per tahunnya.
Sementara pada Unit Gawat Darurat (UGD), selama Januari hingga Februari 2023, jumlah pasien yang datang menggunakan BPJS mencapai 9.490 pasien. Pada jalur umum hanya 906 pasien. Selanjutnya di tahun 2022, pasien yang datang menggunakan BPJS ke UGD mencapai 47.387. Sementara, jalur umum berkisar 5.358 pasien.
Bila mengacu pada data diatas, jelas jumlah kunjungan atau bed occupancy rate (BOR) di RSUD Kota Bogor di dominasi oleh pasien BPJS.
Direktur RSUD Kota Bogor, dr. Ilham Chaidir menegaskan, bila manajemen RSUD selalu berupaya untuk memberikan penanganan yang optimal dan tidak pernah membeda-bedakan pelayanan antara pasien umum dan pasien BPJS.
“Bagi kami, demi menjaga mutu layanan, siapapun pasiennya harus terlayani dengan baik,” terangnya.
Ilham juga menegaskan, bila pihaknya tidak pernah membatasi jumlah pasien BPJS atau JKN yang ingin berobat ke RSUD. Selama tempat tidur masih tersedia, berapapun pasien yang datang akan selalu diterima.
Perbedaan pelayanan kesehatan, jelas melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 dan melanggar sumpah dokter.
“Dalam sumpah dokter, jelas tidak boleh membedakan pasien berdasarkan agama, suku, dan status sosial,” terangnya.
Dalam survey kepuasaan pasien yang dilakukan Bidang Pengembangan Bisnis dan Mutu, tingkat kepuasan pasien pada unit rawat jalan mencapai 92 persen, sementara 8 persen mengaku tidak puas. Survei ini melibatkan 387 sampel dari 14.008 populasi.
Sementara pada unit rawat inap sebanyak 92,8 persen pasien mengaku puas. Dan 7,2 persen lainnya mengaku sebaliknya. Survei ini melibatkan 387 sample dari 14008 populasi.
Pada UGD tingkat kepuasan konsumen mencapai 92,4 persen dengan melibatkan 331 sample dari 2.223 populasi.
Sampel survei diambil dengan menggunakan metode random sampling. Dimana pasien atau keluarga pasien diberikan kuesioner dan mengisinya sesuai dengan persetujuan secara tatap muka. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan metode crosstab.
Survei yang dilakukan mengacu pada tujuh Dimensi Mutu Pelayanan, yakni integrasi, efisien, efektif, tepat waktu, aman, adil, dan berorientasi pada pasien. Survei kepuasan masyarakat dilaksanakan di seluruh layanan RSUD Kota Bogor.
Kepuasan pelayanan kesehatan di RSUD Kota Bogor, diakui salah satu pasien BPJS, Mirna (42). Warga Kelurahan Pamoyanan ini mengaku merasa aman dan nyaman selama berada di RSUD.
“Biasanya RS pemerintah identik kumuh dan kurang ramah pada pasien. Namun tidak di RSUD Kota Bogor. RS ini sangat optimal melayani saya, meski saya pasien BPJS,” singkatnya.(*/adv)
Sumber: radarbogor.id