Mataram (ANTARA) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat ini memiliki 19 tempat tidur untuk pelayanan pasien cuci darah (hemodialisa).
“Sementara jumlah pasien yang akan mendapatkan pelayanan cuci darah cukup banyak. Pasien cuci darah yang menderita kerusakan ginjal berat bisa kita katakan sudah ‘overload’ (kelebihan),” kata Direktur Utama RSUD Kota Mataram dr Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Kamis.
Dengan kondisi itu, lanjutnya, menyebabkan tidak semua pasien yang datang untuk cuci darah di RSUD Kota Mataram bisa dilayani.
“Jumlah persisnya saya lupa. Tapi karena banyak, pasien kita alihkan ke RSUP NTB meskipun di sana antreannya juga sangat panjang,” katanya.
Dia mengatakan kondisi itu menjadi tantangan bagi RSUD Kota Mataram untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat setempat. Keterbatasan yang dimiliki saat ini, menjadi motivasi untuk menambah fasilitas cuci darah.
“Kondisi ini menjadi tantangan dan kita harus segera mencarikan tempat khusus untuk pelayanan cuci darah yang memadai agar bisa memberikan layanan maksimal,” katanya.
Menurutnya, bangunan RSUD saat ini tidak saja untuk pelayanan pasien melainkan juga dimanfaatkan sebagai kantor atau manajemen rumah sakit sebab rumah sakit tidak memiliki kantor khusus.
“Lantai dua kita gunakan untuk manajemen sebab tidak punya gedung kantor khusus,” katanya.
Dengan keterbatasan pelayanan cuci darah, lanjutnya, diharapkan rumah sakit yang ada di daerah juga bisa memberikan pelayanan tersebut sehingga tidak menumpuk di satu tempat.
“Saat ini kita sedang membina beberapa sakit salah satunya RS Manambai Abdulkadir Kabupaten Sumbawa untuk pelayanan cuci darah,” katanya.
Sumber: antaranews.com