SOLO, Pengelola RSUD Surakarta mengaktivasi sumur pompa bekas proyek pembangunan gedung rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang masih kurang. Manajemen rumah sakit yang terletak di Kampung Ngipang, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari itu rencananya juga akan membuat sumur dalam, untuk memenuhi kebutuhan air.
Diaktivasinya sumur pompa bekas proyek pembangunan dan rencana pembuatan sumur dalam, disebabkan pasokan air bersih dari PDAM belum mencukupi. Saat ini, pasokan air PDAM untuk rumah sakit pindahan dari lokasi lama di kawasan Setabelan, Kecamatan Banjarsari itu hanya sebesar 7 meter kubik per hari.
Direktur RSUD Surakarta Sumartono Kardjo menjelaskan, dari perhitungan yang dilakukan, idealnya sebuah rumah sakit mendapat pasokan air bersih minimal 20 meter kubik per hari. “Kami punya ground tank kapasitas 7 meter kubik. Untuk mengisi sampai 6 meter kubik saja, dengan pasokan air yang ada saat ini, butuh waktu dua hari semalam,” katanya.
Untuk mengatasi hal itu, RSUD sementara mengaktivasi sumur pompa bekas yang digunakan kontraktor proyek ketika membangun gedung rumah sakit. Sumur pompa ini mengambil air dari kedalaman 40 meter. “Karena kedalaman 40 meter, tentu kualitas airnya kurang bagus untuk kebutuhan medis, maupun untuk makan minum. Tapi setidaknya bisa memenuhi kebutuhan untuk kamar mandi,” tuturnya.
Namun penggunaan sumur pompa bekas itu hanya sementara, sembari menunggu dibuatnya sumur dalam yang kualitas airnya lebih bagus, karena diambil dari kedalaman lebih dari 100 meter.
“Anggaran untuk membuat sumur dalam sudah ada, sekitar Rp 90 juta dari APBD Perubahan 2012. Saat ini masih proses lelang, mudah-mudahan segera terealisasi. Kami juga meminta ke PDAM Surakarta agar pasokan air ditambah,” imbuhnya.
Sumber: suaramerdeka.com
[…] Pengelola RSUD Surakarta mengaktivasi sumur pompa bekas proyek pembangunan gedung rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang masih kurang. Selengkapnya […]