YOGYAKARTA, (PRLM).- Pertolongan pada penderita stroke hampir selalu terlambat akibat minimnya pengetahuan keluarga penderita. Kasus Rumah Sakit (RS) Dr. Sardjito Yogyakarta, keterlambatan pasien stroke ke rumah sakit rata-rata 39 jam pada 1997, 30 jam (2000), 27 jam (2007) dan 13 jam pada 2010.
Pakar stroke Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK-UGM), Dr dr Ismail Setyopranoto, SpS(K) mengatakan, diseminasi pengertian stroke ke masyarakat sangat mendesak dengan memperhatikan aspek keterlambatan pertolongan pada pasien stroke tersebut.
Saat bedah buku karyanya berjudul ‘Odem Otak pada Pasien Stroke Iskemik Akut’, Kamis (18/10), dia menyatakan awam sebenarnya mudah mengenali penyakit stroke. Di antara tanda-tanda yang bisa dikenali seseorang sulit menggerakkan organ tubuh, sulit bicara, buta separuh pandang, penurunan kesadaran, vertigo, sedikit pikun, badan lemah separuh.
Menurut dia, toleransi maksimal pada orang yang mengalami gejala semacam itu adalah tiga jam harus mendapat pertolongan dokter spesialis. Jika tidak ditolong pada tenggang waktu tersebut, risikonya penderita mengalami odem (bengkak) pada otak sebesar 30 persen.
Makin lama tak ditolong oleh ahlinya, peluang orang yang terindikasi stroke bengkak otak mencapai 60 persen pada masa sakit 12 jam lebih. hingga empat hari. “Pesan saya, pertolongan terbaik bagi penderita stroke sebelum tiga jam sejak terindikasi sakit,” kata dia
Menyinggung risiko pertolongan stroke lebih tiga jam, dia menegaskan fatal akibatnya. Dari perspektif teori kedokteran, peluang kematian 30 persen jika pasien ditolong sebelum lebih dari tiga jam sejak serangan stroke. Namun, dia memastikan perhitungan tersebut tidak matematis. Jika stroke telah menjalar hingga menghimpit batang otak, peluang pertolongan hanya 40 persen, selebihnya peluang kematian. “Jika batang otak seluruhnya telah terjangkiti, peluang pertolongan pasien bisa hidup hanya sepuluh persen,” kata dia.
Ahali syarat Prof Dr dr Samekto Wibowo, Sp,S (K), Sp.SFK menegaskasn masa pertolongan orang yang terserang stroke tiga jam merupakan waktu yang dinamakan sebagai jendela terapi. Pada masa tersebut biasanya keluarga hanya panik. Langkah paling tepat secepatnya melarikan pasien ke rumah sakit.
Sumber: pikiran-rakyat.com
[…] Pertolongan pada penderita stroke hampir selalu terlambat akibat minimnya pengetahuan keluarga penderita. Kasus Rumah Sakit (RS) Dr. Sardjito Yogyakarta, keterlambatan pasien stroke ke rumah sakit rata-rata 39 jam pada 1997, 30 jam (2000), 27 jam (2007) dan 13 jam pada 2010. Selengkapnya […]