JAKARTA – Indonesia boleh berbangga memiliki Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita Jakarta yang sudah berkelas dunia.
Meski sudah memiliki reputasi internasional, RSJPD Harapan Kita terus berupaya meningkatkan kemampuan teknis para ahli medisnya, di antaranya dengan melakukan kerja sama (MOU) dengan Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia.
“Kerjasama ini lebih terfokus pada pengembangan pendidikan, pelayanan dan penelitian (riset) agar lebih bermanfaat bagi kedua negara maupun kawasan regional. Kesepakatan ini juga makin mempererat tali persahabatan dan persaudaraan di antara para tenaga medis, staf dan institusi,” papar Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, dr Hananto Andriantoro Sp.JP (K) FICA usai meneken Memori of Understanding (MOU) dengan Prof Dato’ Dr. Mohd Azhari Yakub, Deputy Chief Executive Officer, Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia di Jakarta, Minggu (7/10).
Dr Hananto mengatakan, kedua institusi memiliki visi dan misi yang sama dalam mengedepankan pelayanan, kualitas medis serta pengembangan ilmu dan teknologi (iptek).
Sebelumnya, kedua institusi ini juga bekerja sama menangani operasi jantung pada tiga pasien di RSJPD Harapan Kita.
Petinggi IJN Malaysia, Prof Dato’ Dr. Mohd Azhari Yakub menambahkan, kedua belah pihak mengambil manfaat dari kerja sama ini. Dia memberi contoh, dalam pelaksanaan operasi di RSJPD, masing-masing tim medis dari Indonesia dan Malaysia mendapatkan pengetahuan berbagai variasi teknik dan teknologi baru.
Dia menuturkan, pengembangan riset yang digarap RSJPD dan IJN akan bermuara pada layanan prima terbaik. “Kita bisa sama-sama mengembangkan lagi teknik operasi jantung dan kardiovaskuler yang inovatif, variatif dan efisien. Sehingga bisa memberikan layanan terbaik bagi pasien, bangsa dan negara,” ujar Prof Dato’ Dr. Mohd Azhari Yakub yang kelahiran Mandailing, Sumatera Utara.
Dari kiri “: Direktur Umum dan SDM RSJPDHK, dr. Iwan Dakota, SpJP (K) FIHA, Head of Cardiology IJN, Dato’ Dr. Rosli Mohd Ali, Direktur Utama RSJPDHK, dr. Hananto Adriantoro, SpJP (K) FIHA, Deputy CEO IJN Prof Dato’ Dr. Mohd Azhari Yakub, Chief Operating Officer IJN Akmal Arief Mohamed Fauzi. (aby)
RSJPD STANDAR INTERNASIONAL
Dr Hananto menambahkan, kerjasama ini juga dilatarbelakangi keberhasilan RSJPD Harapan Kita Jakarta meraih akreditasi penuh bidang pelayanan kardiovaskuler dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Republik Indonesia. Pihak IJN Malaysia pun mengakui bahwa RSJPD sudah berkelas internasional.
Dia juga mengemukakan pentingnya keberadaan RSJPD bagi bangsa dan negara Indonesia. Karena RSJPD memiliki fungsi yang luas. Yakni memberi pelayanan kepada seluruh rakyat Indonesia mulai dari yang tidak mampu sampai yang mampu. RSJPD juga bertanggungjawab meningkatkan kualitasnya menjadi rumah sakit bertaraf Internasional dan saat ini menjadi yang terpercaya di Asia Pasifik.
Sebagai ujung tombak pelayanan bagi warga miskin, RSJPD Harapan Kita juga memberi subsidi Rp61 miliar per tahun kepada warga kurang mampu. Menurut Hananto, subsidi tersebut sudah menjadi tanggungjawabnya, sebab pelayanan kardiovaskuler sangat mahal dan itu menjadi kendala dalam pembiayaan pelayanan.
Dia memberikan contoh, kasus konjunental yaitu menutup sekat jantung yang bolong atau kasus mengganti katup jantung, belum dijamin seluruhnya oleh Jamkesmas atau Jamkesda. Namun, pihak rumah sakit tetap harus melayani secara prima. Hal ini sudah disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan DPR RI, agar menjadi perhatian dan terus mendukung RSJPD Harapan Kita supaya dapat melayani secara optimal.
Pihaknya juga berharap jika Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah beroperasi pada 1 Januari 2014, mampu memecahkan persoalan klasik warga kurang mampu ini.
KUALITAS PENDIDIKAN
Dia menjelaskan, pihaknya juga sudah bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana. Sebagaimana diketahui, anggaran dari pemerintah untuk sarana dan prasarana hanya sebesar 10 persen saja. “Selain melayani pasien jantung, RSJPD Harapan Kita juga menjadi rumah sakit pendidikan. Jadi harus memberi fasilitas sarana yang terbaik bagi peserta didiknya,” ujar Hananto.
Menyoal pendidikan bagi para tenaga medis ini, dr. Hananto mengungkapkan, ada tiga komponen penting dalam mencetak dokter, yaitu kualitas kurikulum, kualitas staf pengajar, dan kualitas tempat pendidikannya.
“RSJPD Harapan Kita menjadi pusat jantung nasional sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan. Sebentar lagi juga akan diakreditasi internasional. Fakultas kedokteran yang mendapat akreditasi A akan menghasilkan dokter yang ahli, RS yang diakreditasi JCI akan lebih dipercaya,” tambah Hananto.
Menurutnya, RS yang mendapat akreditasi dari Joint Commission International (JCI) akan lebih dipercaya. Para penjamin dana masyarakat seperti asuransi membutuhkan jaminan dan merasa yakin kliennya mendapat pelayanan yang paling baik di rumah sakit bermutu.
“JCI menjadi jaminan kepercayaan. Mahasiswa kardiologi juga mendapat tempat yang baik untuk pendidikannya, Jadilah, rumah sakit ini, home sweet home bagi para kardiolog,” ungkapnya.
Dia mengakui, perkembangan kardiologi dan pembuluh darah di Indonesia menjadi tanggung jawab banyak komponen antara lain, rumah sakit, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Perhimpunan Ahli Kardiologi Indonesia (Perki), dan Yayasan Jantung Indonesia.
Dr Hananto menegaskan, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat jantung atau kardiovaskuler ke luar negeri, karena di RSJPD Harapan kita sudah berkelas internasional. Pihaknya pun menjamin memiliki mutu tinggi terkait pelayanan, sumber daya manusia (SDM), baik tenaga dokter, tenaga medis, karyawan bagian administrasi, serta divisi lainnya.
“SDM dan peralatan di RSJPD Harapan Kita sudah setingkat dengan rumah sakit kelas dunia. Namun, harus diakui, RS Jantung Harapan Kita marketingnya masih perlu ditingkatkan, sehingga masih banyak kalangan yang belum tahu kita sudah sekelas dunia,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, pegawai RSJP Harapan Kita sebanyak 1.710 orang, di antaranya terdapat tenaga dokter dan dokter spesialis sekitar 100 orang. Untuk bisa go international, pihaknya harus mengubah budaya kerja para karyawannya lebih bagus lagi. “Harus diubah mindset mereka, bahwa bekerja harus dengan sepenuh hati dan ikhlas, dan karena Allah semata,” cetus dr. Hananto.
Saat ini, RSJPD membangun jejaring rumah sakit dan sudah membina 15 rumah sakit agar dapat menangani pasien jantung secara tepat dan aman. RS yang sudah masuk jejaring tersebut berada di Jakarta, Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, Denpasar, Manado, Aceh, Pekanbaru, Palembang dan Makassar.
“Idealnya pasien yang dirawat di sini adalah pasien yang sudah berat saja, dan bagi pasien-pasien yang selama ini lari ke luar negeri. Misalnya, pasien yang sudah dipasang ring, lalu mengalami diare atau batuk, bisa saja di rumah sakit di Cengkareng. Pasien jantung di daerah juga begitu, tidak semua harus dirujuk ke pusat jantung di Jakarta,” tegas dr Hananto.
Kini, selain merealisasi program promotif dan preventif kardiovaskuler melalui jejaring rumah sakit, pihaknya juga tengah mempelopori tim keliling untuk mengoperasikan “mobile catch lab”. Alat catch lab seberat 1.900 kilogram ini bisa digunakan untuk pemasangan ring di mana saja.
Dr Hananto mengungkapkan, makin banyak negara tetangga yang mengakui bahwa RSJPD Harapan Kita memiliki keunggulan lebih. “Kami mampu melakukan operasi dari a sampai z. Mau ganti katup sampai dua katup juga bisa,” ujarnya.
Pihaknya pun kerap mengoperasi jantung pada anak-anak yang sering terjadi karena bawaan sejak lahir, antara lain seperti kebocoran atau tidak terbentuknya salah satu pembuluh jantung. “Bahkan, perbaikan pembuluh darah aorta yang robek tanpa operasi pun hanya bisa dilakukan di RSJPD Harapan Kita,” cetus dia.
Biaya operasi bedah jantung di RSJPD pun tergolong murah, mulai dari Rp 40juta hingga ratusan juta rupiah. Operasi bypass jantung dan katup jantung misalnya hanya mencapai Rp40 juta hingga Rp45 juta. Operasi koreksi jantung bawaan pada anak bisa mencapai Rp2OO jutaan. Bagi pasien Jamkesmas seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah melalui Program Jamkesmas.
“Pasien yang tidak punya Jamkesmas tetapi memiliki SKTM (surat keterangan tidak mampu) dan setelah diteliti benar-benar miskin maka mendapat bantuan 50 persen,” ujarnya.
RSJPD Harapan kita juga menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit luar negeri dalam bentuk pelatihan dan supervisi untuk kepentingan alih pengetahuan dan teknologi. “Ahli dari luar negeri memberikan pelatihan dan supervisi untuk tindakan-tindakan canggih yang jarang dilakukan,” tuturnya.
Sebaliknya, RSJPD juga mengirim dokter dan perawat untuk belajar ke luar negeri. Rumah sakit yang bekerja sama dengan RSJPD Harapan Kita antara lain Seoul University Hospital, Singapore General Hospital, Cardiovaskular Hospital Osaka Jepang, Institute Jantung Negara Malaysia, dan sejumlah RS di Eropa dan Australia.
DIAKUI DUNIA
Terkait keberhasilan RSJPD Harapan Kita sebagai RS jantung bertaraf internasional juga diakui Chairman Board of Directors International College Angiologi New York Amerika Serikat, Prof B Chang MD PhD.
Menurut ahli jantung kenamaan AS ini, RSJPD Harapan Kita sudah setaraf dengan rumah sakit di luar negeri. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu buang uang untuk berobat ke luar negeri. “Pelayanan yang ada di RSJPD Harapan Kita, setaraf dengan pelayanan rumah sakit di luar negeri. Saya kagum,” akunya saat mengunjungi RSJPD Harapan Kita.
Sumber: poskotanews.com
[…] Indonesia boleh berbangga memiliki Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita Jakarta yang sudah berkelas dunia. Selengkapnya […]