Status Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung meningkat menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
RSUD yang bernama Bandung Kiwari itu siap melayani pasien umum, tidak lagi hanya persalinan, kesehatan ibu, dan anak.
Rencananya, Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana meresmikan RSUD Bandung Kiwari pada Selasa 11 Januari 2022.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, kapasitas RSUD Bandung Kiwari lebih besar daripada RSUD Ujungberung.
“Barusan, mengecek kesiapan dalam rangka peresmian oleh Pak Plt Wali Kota (Yana Mulyana), besok (Selasa). Surat izin operasional RSUD Bandung Kiwari sudah terbit. Peraturan Wali Kota (payung hukum) perihal itu sudah muncul. Aspek peralihan pejabatnya pun telah siap,” tutur Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin 10 Januari 2022.
RSUD Bandung Kiwari, ucap Ema, berkapasitas 500 tempat tidur. Sarana serta prasarana penunjang operasional, SDM kesehatan telah memadai sebagai RSUD.
Perihal pemanfaatan gedung lama RSKIA Kota Bandung yang berada di Jalan Astanaanyar, Ema menyebutkan, masih menjadi pembahasan. Hal yang pasti, pemanfaatan gedung itu tetap untuk fasilitas kesehatan.
“Tetap fasilitas kesehatan, hanya bidangnya yang belum ditentukan. Sempat muncul rencana memanfaatkan gedung lama RSKIA sebagai rumah sakit khusus penanganan Covid-19. Alhamdulillah, kasus Covid-19 di Kota Bandung melandai. Rencana itu urung,” tutur Ema.
Rencana menjadikan RSKIA sebagian RSUD telah mengemuka sebelum peresmian-saat masih RSKIA Kota Bandung-. Saat itu, mendiang Wali Kota Bandung Oded M Danial yang meresmikan RSKIA Kota Bandung pada 31 Desember 2019.
Saat masa awal operasional, RSKIA Kota Bandung membuka 200 dari 500 tempat tidur yang ada. Tempat tidur turut mencakup layanan poli penyakit dalam, bedah, THT, mata, saraf, bukan hanya untuk ibu dan anak.
Saat itu, Direktur RSKIA Kota Bandung Taat Tagore mengatakan, sarana beserta prasarana rumah sakit sudah memadai sebagai RSUD sejak awal. terdapat pintu interlock yang berfungsi menjaga kualitas udara ruangan agar tak tercampur dengan yang berasal dari luar. Koneksi antara fasilitas laboratorium, farmasi, dan administrasi menggunakan teknologi komunikasi canggih.
Beberapa peralatan laboratorium menerapkan teknologi robotik. Terdapat pula alat canggih, seperti Air Handling Unit (AHU) yang dapat mensterilisasi ruangan.
Total anggaran pembangunan rumah sakit itu mencapai Rp750 miliar. Bangunan rumah sakit terdiri atas 15 lantai.***
Sumber: pikiran-rakyat.com