Nusa Dua, Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang bahaya infeksi nosokomial membuat pakar mengingatkan kembali tentang pentingnya cuci tangan ketika berkunjung ke rumah sakit. Sebabnya, kuman penyebab infeksi nosokomial kini mulai banyak juga yang sudah kebal obat (drug resistant).
Infeksi nosokomial adalah penyakit akibat kuman yang menyerang seseorang ketika berada di rumah sakit. dr Lie Khie Chen, SPpD-KPTI, dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi RS Cipto Mangunkusumo mengatakan sejumlah kuman penyebab infeksi nosokomial kini juga tergolong kebal obat dan dikelompokkan sebagai Multi Drug Resistant Organism (MDRO).
“Berdasarkan laporan di RSCM itu infeksi nosokomial yang tergolong sulit diobati itu Pseudomonas aeruginosa dan Acinetobacter baumanii. Ada juga Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) tapi ini jarang di Indonesia,” tutur dr Khie Chen, di sela-sela seminar 33th World Congress of Internal Medicine di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa (23/8/2016).
MDRO atau yang juga dikenal dengan sebutan kuman super ini disebut dr Khie Chen bukan hanya menjadi masalah kesehatan di Indonesia saja. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengakui bahaya kuman super yang muncul akibat resistensi antibiotik ini merupakan ancaman kesehatan global.
Penggunaan antibiotik yang tak pada tempatnya dan tidak terkontrol dikatakan dr Khie Chen merupakan penyebab munculnya kuman super yang kebal antibiotik. Khusus di rumah sakit, kuman super ini sangat rentan menular lewat kontak.
“Bisa jadi dari tenaga kesehatan, perawat atau dokter, atau bisa juga dari keluarga atau penjenguk. Kuman super berpindah menyerang pasien, jadi sebelumnya dia tidak infeksi lalu malah jadi infeksi. Ini kan memberatkan pasien, beban biaya dan pengobatan jadi bertambah, lama rawat inap juga lebih lama,” tandasnya lagi.
Bahaya kuman super pada infeksi nosokomial tidak hanya mengancam pasien rumah sakit.dr Khie Chen juga mengatakan bisa saja kuman super menginfeksi anggota keluarga di rumah atau tetangga sekitar ketika pasien sudah keluar dari rumah sakit.
“Kuman yang ada di orang sehat mungkin tidak menyebabkan sakit, hanya dia kolonisasi. Tapi jika kuman itu menyebar lagi ke orang lain, dan kebetulan daya tahan tubuhnya rendah, bisa jadi sakit infeksi yang sulit ditangani,” paparnya.
Oleh karena itu, budaya cuci tangan ketika berkunjung ke rumah sakit harus digalakkan. Bukan hanya oleh pengunjung, namun juga tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat.
“Sekarang hampir di seluruh rumah sakit sudah ada tempat cuci tangannya. Tinggal bagaimana kita edukasi ke masyarakat kalau cuci tangan itu penting, mampu membunuh kuman 99,9 persen dalam waktu 15 detik dan mengurangi risiko penyebaran kuman super,” tutupnya.
Sumber: detik.com