RMOL. Rata-rata warga Muslim dari Timur Tengah yang mengunjungi Korea Selatan untuk tujuan medis tidak merasa puas dengan kualitas makanan halal yang disediakan oleh rumah sakit setempat.
Hal itu tercermin dalam hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Industri Kesehatan Korea yang dirilis Kamis (23/6).
Dalam survei tersebut ditemukan bahwa sepanjang tahun lalu, pasien Muslim dari kawasan Timur Tengah memberikan nilai rendah bagi rumah sakit lokal terkait dengan makanan halal yakni 78,05 dari skor penuh 100. Umumnya, para pasien tersebut merasa tidak nyaman saat makan dan karena keterbatasan menu halal.
“Korea Selatan tidak memiliki makanan halal beragam dan ada kesulitan dalam membeli bahan yang diperlukan,” kata lembaga tersebut.
“Ada kebutuhan untuk melakukan diversifikasi makanan halal dengan mendirikan jaringan informasi tentang restoran dan toko-toko halal,” sambung penyataan itu seperti dimuat Yonhap.
Selain melakukan survei terkait makanan halal. Survei tersebut juga meliputi tujuh layanan non-medis lainnya, antara lain adalah terjemahan, transportasi umum dan akomodasi. Dari survei tersebut, hanya sektor makanan halal yang mendapatkan skor terendah. Sedangkan sektor lainnya mendapat penilaian di atas 80.
Sepanjang tahun 2015 lalu, menurut lembaga itu. ada 6.101 pasien dari Timur Tengah yang mengunjungi Korea. Angka tersebut meningkat 11,2 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sebagian besar pasien berasal dari Uni Emirat Arab (2.946 orang), Arab Saudi (1.215), dan Mesir (411).
Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien dari Timur Tengah, sejumlah rumah sakit terkemuka di negeri gingseng terus berupaya untuk mengakomodir kebutuhan mereka dengan menyediakan makanan halal.
Korea Selatan sendiri diketahui saat ini tengah berupaya untuk lebih ramah terhadap wisatawan Muslim. Pada April lalu saja, Organisasi Pariwisata Korea menegaskan akan mendorong upaya mengadopsi sertifikat ramah Muslim untuk restoran lokal di mana pengunjung bisa dilayani dengan makanan halal. [mel]
Sumber: rmol.co