KOTA – Harapan RSUD dr Harjono Ponorogo menjadi rumah sakit tipe B pendidikan cukup terbuka. Kendati belum maksimal, persiapan rumah sakit pelat merah itu dinilai cukup baik. Pihak rumah sakit tinggal menunggu hasil visitasi tim Kementerian Kesehatan RI yang sudah datang pada Kamis (14/7) lalu. ‘’Ada beberapa catatan yang harus dilengkapi. Tapi secara keseluruhan rumah sakit dinilai sudah siap,’’ kata Wakil Direktur RSUD dr Harjono Ponorogo Burunanto.
Dia mengaku lega dengan hasil sementara itu. Pasalnya, tim yang datang bukan sembarangan. Tim berjumlah enam orang dari Kemenkes, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI), danAsosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI). Bukan sekadar melihat fisik bangunan, tim juga menyoroti kelengkapan alat dan sarana prasarana untuk menunjang pendidikan. Burunanto mengaku alat praktik dinilai cukup lengkap. Namun, status alat masih dipertanyakan. Pasalnya, tidak ada perjanjian yang jelas antara pihak rumah sakit dan institusi pendidikan terkait. ‘’Alat praktik memang dari institusi terkait. Yang dipertanyakan, alat tersebut dihibahkan atau sekadar dipinjamkan. Soalnya memang tidak ada perjanjian di atas kertas,’’ terangnya sembari menyebut Fakultas Kedokteran UNS Solo yang menjadi partner RSUD dr Harjono.
Kondisi itu memang menjadi perhatian tim visitasi. Burunanto menegaskan alat praktik merupakan milik Fakultas Kedokteran UNS dan tidak dihibahkan pada rumah sakit. Tak urung, pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab terkait kerusakan yang timbul nantinya. Namun, kesepakatan tersebut baru sebatas lisan. Nah, pihak tim visitasi berharap ada kontrak kerja sama yang jelas ke depan. Burunanto mengaku bakal segera melengkapi kekurangan yang mengemuka saat visitasi. ‘’Tidak ada catatan krusial. Saya yakin surat keputusan Kemenkes (menjadi rumah sakit pendidikan) segera keluar,’’ ujarnya.
Selain itu, tim juga menelisik tenaga dokter spesialis rumah sakit. Itu dinilai penting sebagai penunjang pendidikan. Burunanto mengaku rumah sakit menerima 80 mahasiswa Kedokteran UNS yang saat ini praktik. Tim visitasi juga menyempatkan bertanya jawab. Burunanto mengklaim ubo rampe menuju rumah sakit pendidikan secara keseluruhan sudah lengkap dan sesui standar. Pihaknya tinggal menunggu surat keputusan kemenkes itu turun. ‘’Ini tinggal menunggu diizinkan tiga atau lima tahun. Harapannya ya yang lama,’’ katanya sembari menyebut peningkatan status adalah wujud rumah sakit melaksanakan fungsinya sebagai sarana pendidikan. (agi/irw)
Sumber: radarmadiun.co.id