SURABAYA – Pembangunan gedung baru di RSUD Dr Soewandhi sejak tahun 2014 sudah hampir selesai. Bangunan ini ditarget akan operasional pada Februari 2016 ini.
“Saat ini sedang uji kelayakan lift dan peralatan fasilitas, misalnya untuk fasilitas alat pemadam kebakaran dan lainnya,” kata drg Febria Rachmanita, Plt Direktur Utama (Dirut) RSUD Dr Soewandhie.
Gedung baru itu, dibangun dengan anggaran APBD Kota Surabaya senilai Rp 26 miliar. Menurut Febria, gedung baru rumah sakit milik Pemkot Surabaya ini, diharapkan bisa memberi peningkatkan kenyamanan para pasien. Karena berbagai fasilitas dilengkapi dan diperbesar. Mulai dari fasilitas area parkir yang luas serta ruang rawat inap.
Gedung baru itu terdiri atas empat lantai. Selain area parkir di basemant, juga lantai untuk manajemen, dan poli rawat jalan.
Ruang poli rawat jalan mencapai 21 ruangan. Kemudian ruang rawat inap, disediakan ruangan untuk menampung 165 tempat tidur (bed) pasien.
“Dengan gedung baru ini, kami harapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menampung pasien yang tiap tahunnya selalu membludak. Saat ini, rata-rata pasien per hari mencapai 1.300 orang. Baik yang rawat jalan maupun inap,” jelas alumnus Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Dr Moestopo, Jakarta itu.
Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibanding tahun 2013 lalu, yang masih berkisar 400 pasien per hari.
“Kalau untuk pasien yang masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) per hari rata-rata antara 250 hingga 300 pasien,” tambahnya.
Sementara untuk rawat inap, selalu penuh setiap hari dengan pemanfaatan bed mencapai 89 persen. Padahal, idealnya pemanfaatan bed di rumah sakit itu sekitar 60-85 persen.
Fasilitas lain yang sudah disediakan di RS ini, antara lain, ruang ICCU (Intensive Cardiologi Care Unit) khusus penyakit jantung dan ruang perawatan luka bakar (burn unit).
Sedangkan perlengkapan baru, adalah Mammografi. Alat ini untuk proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah. Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
Selain mammografi, pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan payudara. “Sebelum adanya alat ini, pasien kanker payudara harus dirujuk ke RSU dr Soetomo,” lanjut Febria.
Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji mengakui, bahwa kebutuhan bangunan baru di RSUD dr Soewandhie memang sangat mendesak. Pasalnya, daya tampung pasien sudah tidak mencukupi. Pihaknya memaklumi bahwa, RSUD dr Soewandhie lebih banyak kunjungan pasiennya dibanding dengan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH).
Hal ini disebabkan letak RSUD dr Soewandhie berada di pusat kota. “Kalau misalnya nanti Pemkot ada rencana penambahan rumah sakit baru, akan kami dukung. Kalau ada lahan dan itu memadai, silahkan dibangun rumah sakit. Untuk dana bisa minta APBN,” kata Armuji.
Sumber: tribunnews.com