скачать gta san andreas торрент

Pendampingan Penyusunan Rencana Operasional Rumah Sakit Rujukan Nasional, Rujukan Provinsi dan Rujukan Regional via Webinar

penyusunan-rencana-operasional-rs-rujukan

Angkatan Kedua 

Leaflet Rencana Operasional

 

Latar Belakang Latar Belakang

Kementerian Kesehatan telah menetapkan 20 RS Rujukan Provinsi yaitu RSUD dr. Zainoel Abidin (Banda Aceh), RSUD Arifin Achmad (Pekan Baru), RSUD Provinsi Kepulauan Riau (Tanjungpinang), RSUD Raden Mattaher (Jambi), RSUD Dr. M. Yunis (Bengkulu), RSUD Dr (H.C) Ir. Soekarno (Kep. Babel), RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (Lampung), RSUD Kota Tangerang, RSUD Dr. Doris Sylvanus (Palangkaraya), RSUD Ulin (Banjarmasin), RSUD Tarakan (Kaltara), RSUD Provinsi NTB, RSUD dr. Aloei Saboe (Gorontalo), RSUD Undata (Palu), RSUD Provinsi Sulbar, RSU Bahteramas (Provinsi Sultra), RSUD Prof. Dr. WZ Johannes  (Kupang), RSU Ternate, RSUD Sorong, dan RSUD dr. M. Haulussy (Ambon). Selain itu juga ada 110 RS ditetapkan sebagai RS Rujukan Regional, dengan sebaran sebagai berikut: Sumatera 31 RS, Jawa 27 RS, Kalimantan 13 RS, Sulawesi 19 RS, Bali-Nusa Tenggara 7 RS, Maluku 5 RS dan Papua 8 RS (sumber: http://manajemenrumahsakit.net/monevrs/rs-rujukan-regional/, diakses pada Desember 2017). Sepanjang tahun 2017, seluruh RS tersebut telah mendapat pendampingan oleh PKMK FK UGM dalam menyusun strategi sebagai RS Rujukan. Output yang dihasilkan antara lain:

  1. Masing-masing RS memiliki layanan unggulan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi di daerahnya dan peluang yang dimiliki
  2. Setiap RS telah mulai mengembangkan fasilitas komunikasi jarak jauh dengan webinar yang selain untuk kegiatan pelatihan dan pendampingan juga dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses rujukan pasien  dari atau ke faskes lain.

Langkah selanjutnya adalah menyusun e-planning untuk mewujudkan pelayanan dan sistem rujukan dan terlaksananya fungsi sebagai RS Rujukan secara optimal. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan dana yang akan dialokasikan untuk mencapai tujuan RS Rujukan Provinsi maupun RS Rujukan Regional tersebut. Setiap RS telah memiliki Rencana Strategis atau Rencana Strategis Bisnis yang dapat menjadi pedoman jangka menengah (5 tahunan) dalam mewujukan visi sebagai RS Rujukan Nasional Rujukan Provinsi, atau Rujukan Regional. Untuk implementasi Rencana Strategis sebagai RS Rujukan, tahun 2018 merupakan tahun pembuktian apakah milyaran dana yang dialokasikan oleh Kementerian Kesehatan telah mampu meningkatkan kemampuan RS di level nasional, provinsi maupun regional. Rencana Operasional bukan merupakan dokumen wajib seperti Renstra atau RSB, namun diperlukan untuk mendetilkan program besar multi-years dan multi-funding agar implementasinya sinergis dengan rencana di level organisasi (RS), daerah (pemda) maupun di level pusat (kementerian).

PKMK FK UGM menyelenggarakan program Kursus Jarak Jauh Penyusunan Rencana Operasional RS Rujukan bagi RS-RS Rujukan Nasional, Provinsi, dan Regional untuk membantu RS dalam mensinergiskan dengan Renstra RS dan juga rencana besar Kementerian Kesehatan, agar anggaran dari pusat ke RS lebih terarah, misalnya dalam hal investasi (pembelian alat). Sistem rujukan provinsi yang juga melibatkan RS-RS swasta yang seharusnya memang masuk dalam Sisten Kesehatan Nasional, karena RS swasta juga bisa merujuk ke RS Rujukan Provinsi atau Rujukan Nasional.

Rencana operasional RS akan menjadi inti kegiatan dan pedoman untuk pencapaian indikator RS Rujukan di tahun 2019. Produk pelayanan klinis RS Rujukan Regional dan RS Rujukan Provinsi perlu diintegrasikan dengan pelayanan yang ada di RS Rujukan Nasional. Proses tersebut perencanaan perlu melibatkan kelompok masyarakat pelaku rujukan, yaitu para clinical leaders di tiap rumah sakit.

 

Tujuan Tujuan

Kursus ini bertujuan untuk mendampingi RS Rujukan Nasional, RS Rujukan Provinsi, dan RS Rujukan Regional dalam menyusun rencana operasional berdasarkan pada Renstra masing-masing. Rencana operasional ini akan memuat program-program RS dengan dana bersumber dari APBN/APBD, DAK dan BLUD.

 

icon-tugasOutput

Masing-masing peserta menghasilkan draft Rencana Operasional RS Rujukan Tahun 2018 – 2019.

 

bacaan-icon Metode Pendampingan

Program ini diselenggarakan dengan memanfaatkan fasilitas webinar yang telah dimiliki oleh masing-masing RS Rujukan. Konsultan PKMK FK UGM akan mengembangkan template dan memandu proses penyusunan rencana operasional setiap minggu yang dapat diikuti oleh tim dari RS peserta dari lokasi masing-masing.

calendar_iconTahapan Kegiatan dan Jadwal

Tahap kegiatan adalah sebagai berikut:  

tahapan-kegiatan

Jadwal Kegiatan

people-icon Peserta yang diharapkan

RS Rujukan Provinsi dan RS Rujukan Regional di seluruh Indonesia yang berminat untuk menyusun bersama Rencana Operasional RS Rujukan. Peserta akan dibatasi maksimal 10 Tim (RS) per kelas kursus agar diskusi bisa berjalan dengan efektif. RS yang berbeda level rujukan akan ditempatkan pada kelas yang berbeda. 

Jika terdapat lebih dari 10 peserta, kursus akan dibagi menjadi beberapa kelas dengan jadwal yang disepakati bersama agar lebih efektif.

 

rupiah-icon Biaya per Rumah Sakit (per tim)

Biaya untuk mengikuti program ini adalah sebagai berikut:

  • Kelas Rujukan Provinsi:Rp 5 juta per tim (per RS)
  • Kelas Rujukan Regional: Rp 4 juta per tim (per RS)

 

Icon-EvaluasiPrasyarat

RS yang berminat mengikuti kursus ini harus sudah memiliki fasilitas webinar yang minimal terdiri dari:

  • 1 unit komputer (PC atau laptop) yang sudah diinstall dengan program GoTo Webinar®, dilengkapi dengan microphone dan speaker yang memadai
  • Komputer dapat disambungan ke unit viewer/infocus
  • Sambungan internet dengan speed minimal 512kbps agar dapat menangkap audio-visual berkualitas baik selama kelas/diskusi berlangsung 

informasi-icon-2 Contact Person:

Megarini Sulistyo

[email protected]

+62 818-996-974