Webinar
Pentingnya Koordinasi Multi-Sektor Program Gizi Remaja di Masa Pandemi C-19
CoP for Health Equity
2 September 2020
Pengantar
Remaja didefinisikan sebagai individu yang berusia 10-19 tahun dan di Indonesia, ada sekitar 45 juta remaja dimana 22 juta di antaranya adalah remaja putri dan mereka menyumbang 18 persen dari total populasi. Masa remaja adalah periode ketiga dari tiga periode pertumbuhan tercepat yang terjadi di dalam siklus kehidupan seorang manusia, pertama sejak dalam kandungan dan yang kedua pada masa bayi (usia 0-1 tahun). Kecepatan tertinggi pertumbuhan linier terjadi pada masa remaja, dimana 15-25 persen tinggi orang dewasa dan 50 persen berat orang dewasa dicapai selama periode ini . Karena pertumbuhan yang pesat serta perubahan sosial dan perkembangan yang terjadi selama tahap kehidupan ini, remaja rentan terhadap masalah gizi . Remaja memiliki kebutuhan energi dan gizi yang meningkat untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat selama periode pertumbuhan yang cepat ini.
Masa remaja adalah masa kritis untuk membentuk perilaku kesehatan. Perilaku makan dan aktivitas fisik yang terbentuk selama masa remaja dapat berlanjut sepanjang masa kehidupan dan dapat berkontribusi terhadap penyakit kronis yang terkait gizi di usia dewasa kelak. Masa remaja sering bertepatan dengan waktu dimana banyak remaja putri akan hamil untuk pertama kalinya di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Status gizi remaja putri berperan terhadap status kesehatan anak mereka kelak. Misalnya, kekurangan gizi sebelum kehamilan (yaitu stunting, kurus) dan anemia membuat bayi berisiko tinggi lahir prematur (lahir lebih awal dari usia kehamilan 37 minggu), berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) atau kecil-untuk-masa kehamilan (KMK atau small-for-gestational age atau SGA), dan kemudian meningkatkan risiko stunting selama masa kanak-kanak. Disisi lain, kelebihan berat badan ibu hamil di masa kehamilan membuat bayi berisiko tinggi dilahirkan berukuran besar-untuk-masa-kehamilan (large-for-gestational-age atau LGA) dan kelebihan berat badan selama masa kanak-kanak (14-16).
Indonesia saat ini sedang menghadapi beban ganda gizi, yaitu kelebihan dan kekurangan gizi baik pada balita dan remaja. Dimana sekitar 22,7% perempuan usia 14 hingga 18 tahun mengalami anemia. Gizi remaja memiliki implikasi penting untuk kemampuan negara mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG), dan juga pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Remaja putri adalah calon ibu di masa depan dan status gizi mereka memberikan dampak langsung kepada status gizi dan kesehatan generasi selanjutnya. Namun, menurut survei daring yang diadakan UNICEF baru-baru ini terhadap lebih dari 6.000 anak muda Indonesia, hampir 90 persen remaja perempuan berhenti mengonsumsi TTD selama pandemi. Mengingat pertumbuhan jumlah segmen populasi ini dan kerentanan mereka terhadap masalah kekurangan dan kelebihan gizi terutama dimasa pandemi COVID-19 maka perlu dilakukan webinar terkait Pentingnya Koordinasi Multi-Sektor Gizi Remaja di Masa Pandemi C-19. Webinar ini akan membahas koordinasi multi-stakeholder program gizi remaja dalam upaya penurunan stunting di Indonesia, kemudian bagaimana dukungan UNICEF Indonesia dalam program gizi remaja di Indonesia, didukung dengan pengalaman layanan gizi remaja di masa pandemi serta peran remaja dalam distribusi TTD di masa pandemi.
Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya gizi dan kesehatan remaja.
- Berbagi pengalaman dari lapangan terkait layanan gizi remaja di masa pandemi.
- Mempromosikan forum diskusi virtual bagi para praktisi health equity.
Tempat dan Tanggal
Hari dan Tanggal : Rabu, 2 September 2020
Waktu : 10.00 – 11.30 WIB
Link Webinar : https://bit.ly/Equity-2september2020
Webinar ID : 542-068-419
Livestreaming : https://www.youtube.com/c/unitpublikasi2/live
Target Peserta
- Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten / Kota.
- Rumah sakit.
- Puskesmas.
- Aktivis Kesehatan Masyarakat.
- Dosen.
- Mahasiswa.
- Peneliti.
- Praktisi Kesetaraan Kesehatan.
Narasumber
Panelis
Pungkas Bahjuri Ali, STP, MS, Ph. D
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas
Airin Roshita, Ph. D
Nutrition Specialist, UNICEF Indonesia
dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp. A
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Ni Komang Ayu Sumeitri – SMPN 1 Labuapi
Perwakilan remaja dari Lombok Barat
Moderator
Blandina Rosalina Bait
Nutrition Officer, UNICEF Indonesia
Senior Fellow, The Equity Initiative
Agenda
Waktu | Topik | Narasumber |
10.00 – 10.05 | Pembukaan | Blandina Rosalina Bait |
10.05 – 10.20 | Koordinasi multi-stakeholder program gizi remaja dalam upaya penurunan stunting di Indonesia | Pungkas Bahjuri Ali |
10.20 – 10.35 |
Dukungan UNICEF Indonesia dalam program gizi remaja di Indonesia |
Airin Roshita |
10.35 – 10.50 |
Berbagi pengalaman layanan gizi remaja di masa pandemi |
Nurhandini Eka Dewi |
10:50 – 11:00 |
Peran remaja dalam distribusi TTD di masa pandemi |
Ni Komang Ayu Sumetri |
11:00 – 11.25 | Diskusi | |
11.25 – 11.30 | Penutup | Blandina Rosalina Bait |
Informasi
The Equity Initiative Program of CMB Foundation
Program of CMB Foundation
http://www.equityinitiative.org/
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK)
Giovanna Renee Tan
+62 812-3271-8379
Kami sangat mendukung tentang Gizi Remaja karena saat ini kebiasaan jajanan dan makanan Remaja yang tidak baik ,lebih ke protein hewani dan makanan jangfood ,jarang makan sayuran