Badan Kesehatan Internasional (WHO) mengecam aksi serangan udara di Aleppo. Pasalnya, hal tersebut menyebabkan seluruh rumah sakit di area tersebut rusak, dan membuat petugas medis tidak berdaya membantu warga yang terluka.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Susan Rice, menyebut bahwa Amerika Serikat mengutuk aksi serangan udara terakhir yang melumpuhkan rumah sakit di Aleppo.
Ia pun meminta Rusia, yang merupakan sekutu Basyar al-Assad, agar melakukan sesuatu guna mencegah serangan berikutnya.
“Amerika Serikat meminta agar serangan bom dihentikan dan kami meminta Rusia untuk mengurangi terjadi kekerasan dan bisa memfasilitasi akses bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah”, kata Rice.
Serangan udara terus menerus menggempur bagian timur Aleppo sejak Selasa (15/11), saat militer rezim Suriah dan sekutunya melanjutkan operasi yang sempat ditunda.
Mereka melancarkan serangan darat terhadap kelompok oposisi pada Jum’at (18/11). Setelah awal pekan lalu menghidupkan lagi bombardir ke kota terkepung.
Kelompok pemantau SOHR, menyebut setidaknya 27 orang, termasuk anak-anak, terbunuh akibat serangan hari itu.
Sedangkan Pertahanan Sipil merilis angka kematian hingga 56 orang dan lebih dari 280 terluka, akibat 370 serangan udara Assad.
Pesawat perang, kendaraan tempur dan helikopter, tidak berhenti menyerang bagian timur Aleppo, Sabtu (19/11), terutama yang dipadati penduduk.
Pertempuran sengit dan pemboman itu terus berlanjut hingga hari Minggu. Pejuang oposisi mati-matian mempertahankan wilayahnya yang diserbu tentara Assad dan milisi Syi’ah asing.
“Perusakan infrastuktur yang penting bagi kehidupan warga Aleppo, sama saja dengan melakukan pembunuhan”, ujar Direktorat Kesehatan Aleppo kepada Reuters.
Perwakilan WHO di Suriah, Elizabeth Hoff, mengonfirmasi bahwa seluruh rumah sakit di timur Aleppo, tidak bisa beroperasi.
Beberapa rumah sakit di Aleppo masih beroperasi, namun warga ketakutan untuk datang karena banyaknya serangan yang terjadi.
Dokter Lintas Batas (MSF) melaporkan setidaknya terdapat 30 serangan yang terjadi di rumah sakit di timur Aleppo sejak Juli.
“Jumlah dokter dan peralatan medis serta obat-obatan terus menurun dan tidak ada cara aman mengirimkan persediaan tambahan”, tulis mereka.
Tidak hanya itu, serangan yang terus-menerus juga membuat warga Aleppo kekurangan persedian makanan dan bahan bakar.
Di sisi lain, baik pihak Rusia maupun pemerintahan Assad selalu membantah melakukan serangan langsung pada rumah sakit ataupun rumah penduduk.
Assad mengklaim serangan hanya dilakukan pada markas dan gudang persedian “teroris”. Sementara Rusia mengatakan mereka hanya melakukan serangan udara di kawasan tertentu di Suriah, tidak menyebut Aleppo. (CNN Indonesia/Reuters/rslh)
Sumber: risalah.tv