Sidoarjo – Kematian yang diakibatkan penyakit tidak menular atau pola hidup yang tidak sehat, stroke dan serangan jantung adalah penyakit yang menduduki peringkat pertama.
Dengan demikian, trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup di masyarakat.
Menyiasati hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menunjuk, Rumah Sakit Siti Khadijah, Sepanjang, Sidoarjo. Sebagai pilot project pelaksana program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Dalam hal ini, rumah sakit yang berada di bawah naungan Muhammadiyah itu, akan membuat model promosi kesehatan di tiga desa binaan yang berada di sekitaran rumah sakit.
“Tahun ini, ada dua RS di bawah naungan Muhammadiyah yang terpilih untuk membuat model promosi kesehatan. Salah satunya ialah RS Siti Khodijah Sepanjang, Sidoarjo. Dua RS ini hanya model, selebihnya, germas akan diikuti oleh lebih dari 100 RS milik Muhammadiyah di Indonesia,” tutur Ketua Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, Esty Martiana Rachmi, usai seminar dan lokakarya Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Germas, di RS Siti Khodijah Sepanjang, Sidoarjo, Senin (28/11/2016).
Sebagai perwujudan germas, dokter yang juga mantan Kepala Dinas Kesehatan Surabaya itu, menjelaskan, bahwa RS di lingkungan Muhammadiyah akan menerjunkan tim atau tenaga kesehatan untuk mendampingi desa binaan yang telah diusulkan ke Kemenkes.
“Promosi ini sangat penting sebagai upaya untuk mencegah datangnya penyakit di masyarakat. Untuk mewujudkannya kita pasti butuh dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” kata Esty.
Direktur RS Siti Khodijah dr Mohammad Hamdan mengungkapkan, untuk program Germas ini sasarannya, di tiga desa binaan yang sudah dipilih. Diantaranya ialah Desa Sambibulu, Bebekan dan Wonocolo.
” Kita akan menyiapkan tenaga medis mulai dari dokter, perawat, farmasi dan ahli gizi untuk turun ke masyarakat. Dan akan bekerjasama dengan instansi pemerintah desa setempat untuk melancarkan pelaksanaan programnya,” kata Hamdan.
Tahun ini, yang menjadi tema utama ialah promosi penyakit tidak menular. Seperti diabetes, darah tinggi dan sebagainya. Selain itu, pihak RS juga akan mempromosikan 12 prilaku hidup sehat.
“Dalam 12 prilaku hidup sehat itu ada yang baru. Yakni penanganan sakit jiwa tanpa pasung,” papar Hamdan.
Dalam kesempatan itu turut hadir Staff Kemenkes RI Marsuli. Pihaknya mengungkapkan, saat ini pemerintah telah kebobolan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini terlihat dari beban biaya pengobatan yang ditanggung JKN hingga mencapai angka Rp 5 triliun pertahunnya.
“Belum terjadi subsidi silang seperti yang kita harapkan. Karena yang mendaftar ke JKN adalah orang yang sudah sakit. Sementara yang masih sehat belum mau masuk,” terang Marsuli.
Karena persoalan itu, pemerintah berharap RS semakin optimal melakukan kegiatan promotif dan preventif. Ini agar kualitas kesehatan masyarakat semakin membaik.
“Lakukan dengan hal-hal sederhana. Seperti bergerak teratur selama 30 menit atau makan buah setiap hari. Itu sudah cukup baik,” tandas Marsuli. (ito/ted)
Sumber: beritajatim.com