PADANG – Rancangan konstruksi bangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok harus dilakukan secara terencana mengingat luas lahan tersedia. Dengan hanya lahan 3 hektar, tata bangunan gedung harus dirancang seefektif mungkin untuk mensiasati ketersediaan lahan.
Hal itu disarankan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat saat berkunjung ke rumah sakit milik Pemerintah Provinsi tersebut meninjau pengembangan rumah sakit yang tengah dilakukan. Ketua Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Barat Iswandi Latif mengingatkan agar pihak rumah sakit melakukan koordinasi dan komunikasi untuk mencari solusi.
“Perencanaan konstruksi harus terencana, disesuaikan dengan ketersediaan lahan sehingga pengembangan rumah sakit dapat berjalan tanpa kendala. Jadi harus ada koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak rumah sakit dan pemerintah provinsi,” saran Iswandi, Sabtu (19/11).
Dia menambahkan, masterplan pembangunan gedung harus menyesuaikan dengan ketersediaan lahan. Kalau masterplan sesuai, menurutnya lahan 3 hektar tersebut dirasakan mencukupi.
Iswandi yakin, perencanaan yang tepat akan membuat kendala lahan dalam pembangunan gedung penambahan sarana prasarana rumah sakit tersebut bisa diatasi. Dengan dilengkapinya sarana, diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut juga meningkat.
Direktur RSUD Solok Ernoviana kepada anggota Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Barat yang datang berkunjung menuturkan, pembangunan rumah sakit saat ini dalam pengembangan gedung untuk Kelas VIP. Akhir tahun ini, dua gedung VIP akan siap dengan menelan biaya Rp20 miliar.
Luas lahan lebih kurang 3,06 hektar menurutnya sudah dipenuhi oleh bangunan. Untuk mengatasi kendala lahan, pihaknya berencana melakukan pengembangan gedung secara vertikal atau bertingkat. Meski demikian, dia juga tengah melakukan upaya pendekatan kepada Pemerintah Kota Solok untuk membantu pembebasan lahan seluas 3 hektar lagi.
“Kalau lahan tersebut bisa disediakan Pemko Solok, rencananya akan dibangun OKA (kamar operasi, red) sentral dan gedung Sub Spesialis. Pengembangan lainnya nanti akan dilakukan secara vertikal,” terangnya.
OKA Sentral dan Sub Spesialis tersebut menurut Ernoviana akan menelan biaya sekitar Rp100 miliar. Dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Barat tahun 2017. Pembangunan tersebut adalah untuk melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana rumah sakit. (feb)
Sumber: padangmedia.com