BONDOWOSO – Jumlah dokter spesialis di RSUD Koesnadi, Bondowoso, yang mengundurkan diri bertambah menjadi 22 orang karena manajemen rumah sakit milik pemerintah daerah setempat dianggap kurang bagus.
“Sebelumnya saya bersama dua dokter spesialis lainnya sudah mengundurkan terlebih dahulu. Saat ini 22 dokter spesialis lainnya juga turut akan mengundurkan diri dan pada Senin (7/11) semua dokter tersebut akan menyerahkan surat pengunduran dirinya secara resmi,” kata Dokter Spesialis RSUD Koesnadi Bondowoso dr Yus Priyatna, Sabtu (5/11) malam.
Pengunduran diri puluhan dokter itu memicu aksi solidaritas dari dokter spesialis lain sebagai bentuk protes terhadap manajemen rumah sakit yang tidak peduli terhadap kebutuhan dokter.
Salah satu bentuk protes pengunduran diri para dokter spesialis, kata dia, di antaranya manajemen rumah sakit kurang peduli terhadap lampu penerangan di ruang operasi sehingga ketika listrik padam dokter menggunakan lampu senter telepon seluler. “Tidak hanya itu, atap ruang poli ambrol saat dokter sedang menangani pasien, demikian di ruang salah satu dokter,” ucapnya.
Menurut Priyatna, dirinya bersama 21 dokter spesialis lainnya sudah sepakat untuk mengundurkan diri secara bersama-sama hari ini, Senin (7/11). Surat pengunduran diri itu akan diberikan kepada Direktur RSUD Koesnadi dan Dinas Kesehatan Bonowoso.
“Pengunduran diri para dokter ini juga merupakan bentuk protes terhadap pengelolaan rumah sakit yang dianggap sudah tidak sejalan dengan pemikiran para dokter ataupun semua komponen di RSUD Koesnadi. Sedangkan pemerintah daerah seakan tidak merespons terhadap keinginan para dokter,” ujarnya.
Dua pekan lalu dia diundang oleh Bupati Amin Said Husni ke pendapa kabupaten dan meminta agar Diektur RSUD Koesnadi Bondowoso segera diganti karena sudah tidak sejalan dengan pemikiran para dokter. “Bupati berjanji akan segera menindaklanjuti. Akan tetapi setelah dua minggu ditunggu belum juga meresponsnya dan akhirnya kami (semua dokter) memilih mengundurkan diri,” katanya menjelaskan.
Ia menambahkan, banyak hal yang menjadi alasan para dokter mengundurkan diri, di antaranya tidak adanya transparansi pengelolaan rumah sakit serta cara direktur memperlakukan tenaga medis sangat tidak layak.
Terkait sikap ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, akan mengkaji secara prosedur kejadian ini. Kepala Dinkes , dr Muhammad Imron, M.Kes sendiri mengaku belum menerima surat pengunduran diri 22 dokter spesialis tersebut.
“Kami memang belum menerima surat pengunduran diri tersebut. Bagaimanapun nantinya, karena kita punya pembina kepegawaian, yaitu bapak Bupati. Jadi, nanti akan tetap kita pelajari, secara proses dan prosedur yang berlaku,” katanya kemarin.
Pihaknya mengatakan, meski sudah ada surat pengunduran diri dan pencabutan Surat Izin Praktek (SIP) ada banyak proses yang harus diikuti. “Apalagi urusan pelayanan dan pasti akan sangat berdampak kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Imron, para dokter yang mengajukan pengunduran diri tersebut masih tetap melayani pasien di RSUD Bondowoso. “Karena yang namanya mengajukan pengunduran diri bukan lantas tidak masuk dinas dan tidak melayani, tetap harus mengikuti prosedur,” terangnya. (jtt/at/epe)
Daftar 22 Dokter Spesialis yang Mundur:
dr Andreas Andrianto Sp B (K) Onk, dr Marzuki Sp.M, dr LP Sri Tresnasih Sp.A, dr Gede Sumardana Sp.OG, dr Rini Widyastuti Sp.THT, dr HR Kamilka Taufiq Sp.S, dr DP Siti Sudewi Sp.Rad, dr Suharto Sp.PD, dr Sujono Kardis Sp.KJ, drg Eka Widiyanta Sp.BM, dr Gunawan Suratmadji Sp.PD, dr Siti Kharidah Sp.PA, dr Wahyu Prabowo Sp.B, drg Rina Setiowati Sp.Ort MPH, dr Nurwahyudi Sp.JP, dr Yus Priyatna, Sp.P, dr Puji Elmiasih Sp.PK, dr Irma Kurniawati Sp.KFR, dr Karinda Dwiworo Sp.OG, dr Rudi Dewantara Sp.OT, dr Yus Deny Sp.PD, dan dr Dian Ika Sp.AN.
Sumber: beritametro.news