MEDAN – Sumatera Utara menjadi percontohan penggunaan Sistem Penanggulangan Pasien Gawat Darurat Public Service Center atau SPGDT PSC.
“Meski jumlah rumah sakit (RS) yang terintegrasi SPGDT PSC di Sumut masih sedikit atau tujuh RS, tetapi sistem itu banyak diminati atau dijadikan percontohan daerah lain,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama di Medan, Minggu 16 Oktober 2016.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah misalnya sudah mengadopsi sistem itu.
Dewasa ini, Jawa Barat dan sejumlah provinsi lain juga menyatakan keinginan untuk menjalankan sistem itu.
Dia menjelaskan, SPGDT PSC sendiri dijalankan Sumut dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan, terutama kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sistem itu membuat Dinas Kesehatan Sumut mengetahui langsung secara cepat pasien yang tidak atau belum ditangani pihak Rumah Sakit yang sudah masuk atau terintegrasi dalam sistem itu sehingga Dinkes bisa memberi tindakan atau arahan.
Sebaliknya dengan sistem itu, Dinkes juga bisa mengarahkan keluarga pasien yang sedang mencari RS untuk membawa penderita ke RS yang memiliki alat kesehatan yang dibutuhkan.
Tujuh RS yang sudah terintegrasi dengan SPGDT PSC adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, RSU Haji Medan, RSU Martha Friska Medan, RSU Sari Mutiara Medan, RSu Malahayati Medan dan RSU Murni Teguh Medan.
“Jumlah RS yang terintegrasi sistem itu diharapkan bertambah terus sehingga layanan kesehatan khususnya pada pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) bisa ditingkatkan lebih baik,” katanya.
Di rumah sakit yang sudah terintegrasi sistem itu, pasien harus bisa dilayani maksimal dalam 10 menit,” katanya..
Layanan SPGDT itu sendiri bisa didapat masyarakat dengan menghubungi call center 119 .
“Selain mendapatkan layanan informasi mengenai RS yang siap memberikan layanan kedaruratan, keluarga pasien juga mendapat informasi awal untuk pertolongan pertama penderita,” katanya.
Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Sumut, Azwan Hakmi Lubis mengatakan di tengah persaingan yang semakin ketat, manajemen RS memang harus terus berbenah.
Untuk bisa berintegrasi di SPGDT, misalnya, RS harus memiliki jaringan dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
“Untuk itu perlu akreditasi,” katanya.
Dewasa ini, dari 215 RS di Sumut, hanya 20 yang sudah terakreditasi.(ant)
Sumber: eksposnews.com