PEKANBARU – Kementerian Kesehatan meminta rumah sakit dan sumber daya manusia bidang kesehatan untuk melakukan introspeksi pelayanan kepada pasien atas tingginya jumlah pasien yang berobat ke negara tetangga.
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, fasilitas dan peralatan pendukung pengobatan di Tanah Air sudah dapat bersaing dengan rumah sakit luar negeri, tetapi kekurangannya yaitu lupa berempati kepada pasien.
“Kalau gedung, alat, dan pendukung pengobatan di rumah sakit dalam negeri sudah sangat bersaing, tetapi sdm nya lupa berempati kepada pasien,” katanya saat di Pekanbaru dalam peresmian Aulia Hospital, belum lama ini.
Menurut Nila, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), persaingan di bidang pelayanan kesehatan sudah sedemikian terbuka. Dampaknya, masyarakat memiliki pilihan beragam untuk berobat dan mendapatkan layanan kesehatan dari rumah sakit dan klinik manapun sesuai kebutuhan.
Karena itu, rumah sakit dan klinik kesehatan dalam negeri harus berkomitmen meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya dan memberikan pelayanan sebaik mungkin hingga memberikan empati penuh kepada pasien yang akan berobat.
Dia juga menekankan, keselamatan pasien menjadi hal yang utama untuk diperhatikan rumah sakit sehingga pasien dan masyarakat yang datang berobat merasakan langsung kualitas pelayanan bidang kesehatan di dalam negeri.
“Sifat masyarakat di Indonesia itu senang dengan hal-hal yang berbau luar negeri , ini yang harus bisa dibawa oleh rumah sakit ke dalam negeri.”
Sementara itu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, dari perkiraan pemda, jumlah pasien yang berobat ke negara tetangga yaitu Malaka, diperkirakan sebanyak 150 pasien per hari.
“Dari 150 pasien itu, kalau dikalikan 20 hari saja sudah 3.000 kunjungan berobat, dengan minimal biaya Rp10 juta, uang keluar negeri untuk berobat orang Riau ke Malaka bisa sampai Rp360 miliar per tahun.”
Untuk mengurangi besarnya biaya berobat yang dibayarkan masyarakat Riau ke luar negeri, pemprov berharap rumah sakit dan klinik kesehatan melakukan pembenahan dalam pelayanan.
Pemda juga mendorong kerja sama antara pihak terkait mulai Kemenkes, Dinkes Riau, kabupaten dan kota serta IDI untuk mau mendorong peningkatan SDM bidang kesehatan serta mengutamakan pelayanan sebaik mungkin kepada pasien dan masyarakat.
Sumber: sumatra.bisnis.com