Jakarta- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur menawarkan kepada orang tua bayi kembar yang mengalami hidrosefalus agar mau membawa anak mereka ke rumah sakit. Santi Rambu Lokat dan Sinta Ananda Rambu Nahu terkena hidrosefalus sejak satu setengah tahun lalu. Keduanya mengalami gizi buruk.
Direktur RSUD Umbu Rara Meha, Lely Harakai mengatakan, pihaknya akan mengirimkan ambulan jika pihak keluarga sudah setuju dengan tawaran tersebut.
“Tapi sekarang kita rawat dulu untuk memperbaiki kondisi umum, supaya pas di meja operasi dia kuat,” kata Lely Harakai saat berkunjung ke rumah Santi dan Sinta.
Lely Harakai mempertimbangkan untuk melakukan operasi di Waingapu dengan cara telemedicine, di samping opsi membawa mereka ke Bali. Telemedicine adalah sebuah sarana konsultasi dengan menggunakan alat komunikasi antara petugas kesehatan lokal di daerah terpencil dengan dokter maupun dokter spesialis yang ada di kota besar.
“Jadi saya bilang sama Kak Heinrich, kenapa kita tidak pakai telemedicine saja, tinggal kerjasama dengan telkom, jadi kita punya ahli di sini bedah umum operasi, tetapi operasinya dipandu oleh rumah sakit pengampu sudah punya spesialis bedah saraf atau bedah kangker, atau bedah apa, tergantung kasus di sini, nanti di sana pandu misalnya begitu begitu,” jelas dokter Lely Harakai.
Informasi terkait bayi kembar, Santi Rambu Lokat dan Sinta Ananda Rambu Nahu yang terkena hidrosefalus tersebar di media sosial. Meski sudah berlangsung satu setengah tahun, kedua bayi tersebut belum mendapat pengobatan yang memadai.
Sumber: kbr.id