SURABAYA – Sungguh tragis dan fatal peristiwa yang dialami pasien RSUD Bhakti Darma Husada (BDH) Surabaya di Jl. Raya Kendung No.115-117 Surabaya. Selama 8 jam sejak pukul 10.00, pasokan aliran listrik PLN terhenti, sementara genset milik rumah sakit ngadat, sehingga seluruh ruangan padam dan peralatan elektronik mati total.
Kondisi memprihatinkan ini disampaikan H Junaidi, Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya, yang mendapatkan laporan dari salah satu keluarga pasien di RSUD BDH. “Saya mendapatkan laporan dari keluarga pasien yang sedang rawat inap di RSUD BDH, bahwa listriknya padam sejak jam sepuluh pagi, dan baru menyala sekitar jam 6 sore. Artinya rumah sakit ini padam selama lebih dari 8 jam,” ucapnya, Minggu (2/10)
Djunaedi menyesalkan kejadian ini dengan mengatakan, harusnya kondisi aliran listrik di sebuah rumah sakit dijaga sekaligus diantisipasi sejak awal jika ada pemadaman aliran listrik dari PLN. Sebab bakal berdampak terhadap seluruh operasional rumah sakit dan pelayanan terhadap pasien.
“Tentu saja kondisi ini sangat fatal dan tidak boleh terjadi, karena sangat erat kaitannya dengan pelayanan di rumah sakit. Mestinya diantisipasi sebelumnya, sebab hampir seluruh peralatannya memerlukan aliran listrik untuk mengoperasikannya. Jadi sangat membahayakan kondisi pasien, apalagi bagi pasien yang sedang rawat inap,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, dr Maya Sahria Saleh, Dirut RS BDH hanya menanggapi enteng, ia mengaku jika kondisi rumah sakit yang dipimpinnya telah padam selama 8 jam, sejak pukul 10.00 wib.
“Iya benar, tetapi satu jam yang lalu sudah nyala, lampu memang padam sejak jam 10 pagi, ada perbaikan panel, karena sudah sekitar 7 tahun belum ada perbaikan. Demikian juga dengan genset kami, itu juga sedang dalam perbaikan,” katanya.
Dirut RS BDH juga mengatakan, kalau padamnya aliran listrik tidak mempengaruhi pelayanan rumah sakit, karena kebetulan sedang tidak ada pasien gawat darurat.
“Kebetulan tidak ada pasien yang berstatus gawat darurat, dan IRD kami juga tetap berjalan kok, namun demikian tetap kami jadikan bahan evaluasi, agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ungkapnya.
Mendengar penjelasan ini, Junaidi berniat akan membuktikan pernyataan dokter perempuan ini, karena jawaban itu menurutnya tidak masuk akal.
“Nanti kami akan cek kebenarannya, apa benar tanpa aliran listrik tidak berpengaruh terhadap keberadaan rumah sakit yang dipimpinnya. Ini kan aneh,” pungkasnya. (dji/nii)
Sumber: beritametro.news