Rencana pembangunan Rumah Sakit Paru di Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, saat ini telah memasuki tahap analisa atau DES di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sebagaimana proposal yang telah diajukan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, Drs. H. Oman Rohman, M.Kes., saat ditemui Koran HR, pekan lalu, bahwa terkait rencana pembangunan tersebut sudah melalui DES di Kemenkes dan telah disetujui, sekaligus akan memperoleh bantuan pembiayaan dari APBN.
“Mengenai dana, kita ajukan sekitar 50 miliar rupiah, sesuai DED yaitu Detail Engineering Design, dan akan diperoleh dari APBN serta APBD Provinsi Jabar,” jelasnya.
Setelah dilakukan DES, lanjut Oman, Kemenkes akan melakukan peninjauan lapangan hingga dikeluarkannya kepastian rekomendasi. Di mana Pemkot Banjar harus memenuhi prosedur, salah satu diantaranya adalah analisa dampak lingkungan, kesiapan terpenuhinya petugas medis dan lainnya. Tak terkecuali perizinannya.
Menurut Oman, semua itu sedang dipersiapkan. Intinya Pemkot Banjar sudah pasti akan membangun RS yang lokasinya di area Kantor Kelurahan Muktisari hingga Lapang Sanggabuana Muktisari.
Dia juga menyebutkan, pemerinta kota pun memikirkan terhadap bangunan dan tanah yang terimbas di lokasi tersebut. Artinya, dari anggaran sebesar Rp.50 miliar itu sudah termasuk untuk biaya penggantian. Jadi, meski salah satunya lapang sepak bola merupakan aset Pemkot Banjar, namun tetap dianggarkan untuk penggantiannya.
“Realisasi pembangunannya direncanakan mulai tahun 2017, dan sebagai OPD teknis dikerjakan oleh Cipata Karya,” ucapnya.
Adapun rencana Pemkot Banjar membangun RS tersebut, selain akan lebih melayani kebutuhan kesehatan masyarakat, juga akan menggerakan perekonomian masyarakat Kota Banjar, khususnya warga Langensari sendiri.
Bila rumah sakit yang direncanakan itu pada waktunya berdiri dan beroperasi, maka di Puskesmas II Langensari tidak akan ada lagi pelayanan rawat inap. Fasilitas kamar rawat inap yang tersedia di Puskesmas Langensari bisa saja dialih fungsikan untuk kegiatan pelayanan khusus KB. “Jadi di Kota Banjar ini nantinya ada semacam pusat layanan KB,” pungkas Oman. (Nanks/Koran-HR)
Sumber: familynet.my.id