Jakarta– Peningkatan peran rumah sakit pemerintah dan swasta dalam pelayanan program Keluarga Berencana Rumah Sakit (KBRS) merupakan bagian dari strategi revitalisasi program KB Nasional. Upaya ini juga diharapkan ikut berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Deputi KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan, pada 1980 sampai 1990-an, PKBRS terbilang cukup sukses bahkan sampai tingkat ASEAN. Saat itu PKBRS diselenggarakan hampir di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan membentuk Unit Pelaksana Fungsional (UPF) yang dipimpin oleh penanggung jawab PKBRS di bagian obstetri dan ginekologi.
Namun dalam beberapa tahun terakhir ini cakupan pelayanan KB di rumah sakit belum sesuai harapan. Hasil SDKI 2012 memperlihatkan pelayanan KB yang dilaksanakan di rumah sakit mengalami penurunan. Untuk RS pemerintah menurun dari 4,9 persen (2007) menjadi 4,4 persen (2012), sedangkan RS swasta hanya meningkat 0,1 persen dari 2,2 persen (2007) menjadi 2,3 persen (2012).
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB khususnya di rumah sakit, BKKBN bekerja sama dengan PERSI sejak 2009 lalu membuat terobosan. Salah satunya dengan menggelar Indonesian Hospital Management Award (IHMA).
“Penghargaan ini kami maksudkan untuk meningkatkan peran RS dalam menyukseskan layanan KB di rumah sakit,” kata Dwi Listyawardani di Jakarta, Senin (24/10).
IHMA 2016 khusus untuk kategori Hospital Family Planning Project diberikan kepada tiga rumah sakit, yaitu RS Surya Husadha Nusa Dua Bali (juara 1), RS Inco Sorowako (juara 2), dan RS Cut Meutia Langsa Aceh (juara 3). Mereka mendapatkan nilai tertinggi dan tersaring dari seluruh rumah sakit pemerintah, swasta, BUMN, dan TNI/Polri yang setingkat dengan RS tipe C. Malam penganugerahan IHMA 2016 dilaksanakan baru-baru ini.
Menurut Dwi, pemberian penghargaan ini sekaligus dapat memacu para pengelola rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta melakukan inovasi dalam bidang manajemen, produk jasa maupun sarana prasarana. Tujuan akhirnya adalah memberikan nuansa baru bagi dunia perumahsakitan di Indonesia dan meningkatkan daya saing serta berbagi ide dan pembelajaran di antara para anggota PERSI.
Diharapkan di 2017 ini jumlah rumah sakit yang berpartisipasi dalam pelayanan KB khususnya KB pascapersalinan dan pascakeguguran, utamanya metode kontrasepsi jangka panjang dapat meningkat.
Sumber: beritasatu.com