Pangkalan Bun – Nama baik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanudin baru-baru ini tercoreng lantaran ada aduan masyarakat bernama Idam, yang merupakan suami salah satu pasien berinisial SRY, yang sedang dirawat kala itu, mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari salah seorang oknum Dokter Rumah Sakit Sultan Imanudin (RSSI) berinisial BY.
Perbuatan tidak terpuji itu diketahui oleh oknum dokter BY dengan nada mengusir pasien lantaran SRY sudah terlalu lama menjalani perawatan di rumah sakit tersebut hingga membuat sang dokter jenuh merawatnya.
Kejadian bermula Kamis, (15/09) sekitar pukul 08:00 Pagi di ruang perawatan RSUD Sultan Imanudin Idam, yang merupakan suami pasien SRY saat dikonfirmasi awak media, Jumat kemarun (16/09) melalui sambungan telepon mengaku kalau istrinya diusir dari RSUD dalam keadaan masih sakit dan dibilang “stress” oleh oknum dokter tersebut.
“Dokter (BY) masuk keruangan, tanpa dokter periksa, dokter langsung bilang kepada istri saya, ibu pulang saja, istri saya jawab kondisi saya lagi lemes dok, bangun aja gak kuat. Setelah itu dokter jawab iya nanti bisa pulang, kamu (pasien) sudah kelamaan, saya (dokter) sudah bosan ngerawat kamu,” kata Idam, menjelaskan kronologis saat pengusiran istrinya kepada Kobar News melalui pesan singkat
Idam menjelaskan, dirinya datang, melihat dokter sambil nunjuk-nujuk ke istrinya dan mengatakan kalau istrinya itu stres.
Idam menambahkan, mendengar hal tersebut, salah satu pasien yang berada di dalam ruangan yang sama dengan SRY meminta pulang paksa karena ketakutan mendengarkan ucapan dari dokter tersebut.
“Yang kurang berkenan dihati saya dan istri, terutama istri ketika dia mengatakan istri saya (stress) tanpa perasaan, Harapan saya, karena kejadian seperti ini tidak terjadi lagi ke pasien lain. Supaya sebagai seorang dokter harus berpikir dulu sebelum mengatakan hal yang bukan-bukan terhadap pasien,” beber Idam.
Menanggapi hal ini pihak Rumah Sakit Sultan Imanudin melalui Kabid Yanmed RSSI Pangkalan Bun drg. Akhmad Fauzan mengatakan bahwa dari pengecekan di lapangan bahwa pasien memang sudah lama dirawat. pertama sempat dirawat oleh dokter penyakit dalam yang jaga ruangan dan sudah ada rencana untuk dirujuk.
Ia melanjutkan, karena dengan diagnosanya dan sudah diberi terapi yang maksimal belum ada perubahan dan setuju untuk dirujuk dan sekalian kalau ada diagnosa penyakit lainnya, sampai periode jaga dokter ruangan berganti, ternyata belum berangkat katanya masih menunggu persetujuan perusahaan.
Fauzan menambahkan, setelah itu dokter jaga ganti untuk melanjutkan terapi dan juga harus dirujuk pada intinya, dokter sudah menyarankan sambil menunggu dirujuk, untuk dirawat di rumah.
drg. Fauzan mewakili RSSI juga meminta maaf kepada yang bersangkutan jika ada kesalahpahaman, yang terjadi antara pihak rumah sakit dan pasien, dirinya menegaskan kalau setiap kejadian itu tentunya ada sebab dan prosesnya. (Igo)
Sumber: kobarnews.com