Pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan asal daerah membludak di beberapa Rumah Sakit di Medan. Para pasien ini merupakan rujukan dari daerah. Alhasil, pasien terpaksa harus rela antri selama berjam-jam, baru selanjutnya bisa dilayani terkait permasalahan kesehatan yang dialami.
Ketua Tim Kendali Mutu Kendali Biaya (KMKB) BPJS Kesehatan Medan dr Ramlan Sitompul mengatakan dalam sistem rujukan BPJS Kesehatan ini, ada 3 permasalahan yang masih terjadi. Disebutkannya sistem rujukannya masih manual, distribusi rujukan yang tidak merata, serta masih kurangnya jumlah tenaga dokter.
“Harusnya ada sistem online yang mengaturnya, sehingga bisa diketahui apakah ada dokternya atau tidak, dan jam berapa harus ditemui, sehingga tidak membludak,” jelasnya, Kamis (25/08/2016).
Selain itu, Ramlan menyebutkan distribusi rujukan dari daerah ke RS juga tidak merata. Pasien lebih banyak hanya dirujuk ke RS ternama saja, sementara jumlah pasiennya yang diterima sudah terlalu besar.”Padahal lebih dari 50 RS di Medan yang bisa menerima rujukan. Tapi memang mungkin karena marketing RS ternama yang lebih mampu menarik pasien di daerah untuk dirujuk ke RS nya,” terangnya.
Ramlan menambahkan, masalah tenaga dokter yang kurang juga kerap membuat pengobatan menjadi terlambat. Tingginya kepercayaan masyarakat untuk berobat disuatu tempat juga menyebabkan jumlah pasien itu sampai membludak.”Jadi kalau itu semua bisa diatasi, pengobatan tersebut dapat lebih singkat dilakukan. Paling tidak 2 jam paling lambat. Jadi pasien tidak perlu menunggu seharian untuk melakukan perobatan dengan BPJS Kesehatan,” tandasnya.(BS03)
Sumber: beritasumut.com