TEMANGGUNG – Informasi mengenai rumah sakit – rumah sakit yang di dalamnya masih tersedia bangsal rawat inap kosong pada setiap waktu, saat ini diperlukan. Hal itu seiring kian banyaknya pasien yang berobat di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau puskesmas, yang lalu harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Temanggung, berencana akan menerapkan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT). Yakni, dengan menyediakan informasi online mengenai rumah sakit-rumah sakit di wilayah eks Karisidenan Kedu yang masih tersedia bangsal kosong setiap waktunya.
Kepala DKK Temanggung, Suparjo, di kantornya, baru-baru ini mengatakan, dengan adanya layanan BPJS, saat ini banyak sekali pasien yang berobat dan lalu dirujuk ke rumah sakit. Namun sayang, ketika pasien tersebut sampai di rumah sakit tujuan yang menjadi rujukan, ternyata di sana sudah tidak tersedia bangsal kosong.
’’Pasien tentunya ingin segera mendapatkan penanganan di rumah sakit yang dituju itu, namun sesampai di sana ternyata rumah sakit penuh. Hal itu karena mereka tidak mendapatkan informasi kondisi bangsal rawat inap di rumah sakit yang dituju tersebut, sebelumnya,’’ tuturnya.
Diungkapkannya, sebenarnya pihak pasien atau keluarganya, bisa terlebih dahulu menanyakan ke rumah sakit yang menjadi rujukan itu, mengenai ada atau tidaknya bangsal rawat inap kosong yang bisa ditempatinya, dengan cara menelepon. Namun, pihak rumah sakit kadang tidak bisa memberi jawaban dengan segera.
Data Online
’’Terkadang, petugas rumah sakit yang ditelepon itu harus mencari informasi lebih dahulu untuk memberikan jawaban mengenai masih ada atau tidaknya bangsal yang kosong itu. Sehingga, pasien harus menunggu jawabannya dalam beberapa saat, padahal inginnya segera mendapat jawaban,’’ paparnya.
Dengan latar berlakang itu, sambung Suparjo, pihaknya berencana untuk menerapkan SPGDT, dengan menyediakan data online yang tersambung dengan rumah sakit-rumah sakit di wilayah eks Karesidenan Kedu. Sehingga, setiap waktu bisa diketahui rumah sakitrumah sakit yang masih tersedia bangsal kosong.
’’Nanti, kalau akan merujuk pasien ke rumah sakit, keluarga pasien atau petugas Puskesmas bisa melihat data online tersebut, atau menelepon ke DKK lebih dahulu, guna mencari informasi apakah di rumah sakit yang dituju itu masih tersedia bangsal rawat inap kosong atau tidak,’’ jelasnya.
Apabila di rumah sakit yang akan menjadi tempat rujukan pasien itu bangsalbangsal rawat inapnya sudah penuh, ujarnya, maka kemudian bisa dialihkan ke rumahrumah sakit lainnya yang masih tersedia bangsal rawat inap kosong, sebagaimana informasi yang terpampang di data online tersebut.
’’Dengan cara seperti itu, pasien yang harus dirujuk dan menjalani rawat inap di rumah sakit akan segera tertangani, dan tidak membuang-buang waktu lantaran rumah sakit yang dituju bangsal rawat inapnya ternyata telah penuh,’’ terangnya.
Selama ini masyarakat sering mengeluhkan tidak bisa mengetahui adanya bangsal kosong.(H24-28)
Sumber: suaramerdeka.com