Tapaktuan. Ketua LSM Team Operasional Penyelamat Aset Negara (Topan) Amdial meminta kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Yulidin Away (RSUD YA) Tapaktuan tidak membuang atau mengaliri limbah ke pemukiman penduduk Desa Gunung Kerambil.
Soalnya, kondisi tersebut telah mengakibatkan terganggunya kenyamanan masyarakat setempat, karena dampak dari keberadaan limbah tersebut selain menimbulkan bau tak sedap juga mengancam kesehatan warga.
Amdial menegaskan, jika saja keberadaan limbah rumah sakit tersebut berdampak atau ada bukti temuan kasus warga mengalami gangguan penyakit kulit serta ada ikan atau hewan lainnya yang mati, maka pihaknya akan menggugat kasus itu ke ranah hukum.
“Ini peringatan terakhir saya sampaikan kepada pihak rumah sakit milik Pemkab Aceh Selatan tersebut, jika ke depannya masih juga ditemukan kasus serupa, maka saya akan mengambil langkah hukum karena tindakan itu sangat merugikan masyarakat sehingga masuk ke dalam tindak pidana kejahatan medis,” kata Amdial kepada wartawan di Tapaktuan, Minggu (5/6).
Pihaknya sangat menyesalkan langkah pihak rumah sakit membuang atau mengaliri limbah medis ke dalam saluran pembuang yang bermuara ke pesisir laut desa setempat. Pasalnya, saluran drainase tersebut tidak langsung mengalir ke laut melainkan melewati pemukiman penduduk.
“Asumsinya begini, jika saja saluran drainase tersebut tersumbat bagaimana?, tentu saja limbah rumah sakit akan menumpuk dan bahkan meluber ke pemukiman penduduk. Jadi pertimbangan ini yang tidak diperhatikan,” sesalnya.
Menurut Amdial, fakta tersebut telah didapati pihaknya sejak satu pekan lalu disaat abrasi laut sedang mengganas. Kejadian abrasi tersebut disamping merusak bagian dapur tiga unit rumah penduduk Lorong Dua Desa Gunung Kerambil, juga menutup muara saluran pembuang (drainase).
Dengan tertutupnya muara drainase tersebut mengakibatkan seluruh material yang mengalir dalam saluran tersebut meluber ke pemukiman penduduk.
Kepala Desa Gunung Kerambil Syafruddin membenarkan bahwa dampak dari tertutupnya mulut kuala akibat diterjang abrasi laut telah mengakibatkan material yang di aliri melalui saluran drainase di desa tersebut meluber ke pemukiman penduduk.
Masyarakat setempat telah menggelar gotong-royong untuk membuka mulut kuala namun tetap tidak membuahkan hasil karena abrasi laut yang sedang mengganas kembali menutup mulut kuala tersebut.
Menurutnya, kejadian limpahan limbah dari rumah sakit yang dialiri melalui saluran drainase menuju kuala (pesisir laut) tersebut baru ini kali pertama terjadi akibat parahnya terjadi bencana abrasi laut.
“Akibat parahnya bencana abrasi, tidak hanya mengakibatkan tiga dapur rumah warga rusak tapi limbah yang dihempas gelombang laut sebagiannya ada yang masuk kedalam rumah warga,” ujarnya.
Sementara Direktur BLUD RSUD YA dr Faisal mengaku telah meninjau langsung limbah yang menggenangi pemukiman penduduk Lorong dua Desa Gunung Kerambil. Menurut dia, kondisi tersebut terjadi bukan akibat kesengajaan pihak rumah sakit melainkan akibat bencana abrasi laut yang sedang mengganas sehingga hempasan ombak besar tidak hanya menutup mulut kuala tapi juga menghempaskan seluruh material yang ada di pesisir laut.
Dia membantah tudingan yang menyebutkan material limbah rumah sakit yang menggenangi pemukiman penduduk tersebut tidak steril. Sebab seluruh limbah yang di buang tersebut telah dilakukan proses pembersihan menggunakan sebuah peralatan mesin di rumah sakit tersebut.
“Hanya saja, yang namanya limbah sudah barang tentu pasti mengeluarkan bau tidak sedap. Lagi pula, limbah yang menggenangi beberapa rumah warga tersebut tidak seluruhnya berasal dari limbah rumah sakit, sebab sejumlah rumah penduduk juga membuang limbah melalui saluran drainase tersebut untuk di aliri ke laut,” katanya.
Meskipun demikian, kata Faisal, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya bersama masyarakat setempat dengan dibantu personil TNI telah melakukan penyedotan dan pembersihan saluran drainse sehingga genangan air di pemukiman penduduk telah teratasi.
“Sebagai langkah penanganan secara permanen, kami berencana mengusulkan anggaran melalui APBK untuk membangun saluran drainase sampai ke muara pesisir laut sehingga pembuangan limbah bisa lebih lancar tanpa ada persoalan lagi,” katanya. (hendri z)
Sumber: medanbisnisdaily.com