Terkait adanya penahanan terhadap jenazah bayi yang tidak boleh dibawa pulang oleh keluarganya, Pihak Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jombang akhirnya angkat bicara terkait pria yang mengamuk di Rumah tersebut, lantaran tidak diperkenankan pihak rumah sakit untuk membawa jenasah bayinya yang sudah meninggal.
Direktur RSUD Kabupaten Jombang, dr Pudji Umbaran mengatakan, apa yang dituduhkan oleh orang tua bayi tersebut tidak benar. Karena semua langkah Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah dilakukan oleh pihak rumah sakit.
“Bayi tersebut lahir prematur dengan berat badan 1,2kg, sudah kita resusitasi dengan alat bantu pernafasan dan tidak berhasil akhirnya bayi tersebut meninggal dunia pada sabtu (7/5) jam 8.00 wib. Sesuai dengan SOP kita tunggu dua jam untuk kepastian dan dinyatakan meninggal oleh tim dokter yang menangani,” jelasnya saat dihubungi melalui telpon.
Pudji menambahkan, pihaknya juga membantah jika pihak rumah sakit menahan jenazah bayi tidak diperkenankan dibawa pulang oleh pihak keluarga lantaran persoalan administratif.
“selama ada pihak dari keluarga yang menjamin dengan memberikan indentitas sebagai jaminan, jenasah tersebut bisa dibawa pulang, dan kita akan bantu pemgurusan jaminan melalui Kartu jombang sehat melalui dinas sosial tenaga kerja dan trasmigrasi untuk pemgurusannya,” imbuhnya.
Masih menurut pudji, dirinya juga menampik jika tidak ada dokter jaga dirumah sakit yang dipimpinya dengan alasan libur panjang. “RSUD Kabupaten Jombang memberikan pelayanan 24 jam, tidak kenal hari libur, jadi jadwal piket jaga pada semua tenaga termasuk dokter selalu ada,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Amin (34) seorang warga Desa Dapurkejambon Kecamatan/Kabupaten Jombang, mengamuk di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jombang, lantaran tidak diperkenankan pihak rumah sakit untuk membawa pulang jenasah bayinya yang meninggal sabtu (07/05/2016).(fid)
Sumber: jombangnews.com