JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun rumah sakit khusus kanker dan jantung di sebagian lahan RS Sumber Waras, Jakarta Barat. Hanya saja, saat ini, rumah sakit tersebut belum dapat dibangun karena sertifikatmya belum diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).
Selain itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga menemukan indikasi kerugian negara sebesar Rp 191 miliar dalam pembelian lahan tersebut. Namun di balik itu semua, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengungkapkan pentingnya pembangunan rumah sakit khusus kanker dan jantung.
“Tahun ini diprediksi peningkatan penderita kanker di Jakarta itu sekitar 19.000 orang atau 1,9 permil dari jumlah penduduk, untuk Jakarta. Angka ini diperkirakan naik 25-30 persen pada tahun 2025 sanpai 2030, bayangin kalau kita enggak punya rumah sakit,” kata Koesmedi, di kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Sementara di Jakarta, rumah sakit yan menangani penderita kanker adalah RS Dharmais, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan RSPAD Gatot Subroto.
Rumah sakit tersebut menyediakan alat medis secara lengkap. Mulai dari diagnostik, pembedahan, cairan sitostatika, radioterapi, hingga paliatif.
“Yang sekarang saja antreannya itu 3 bulan sampai 7 bulan, itu baru antrenya,” kata Koesmedi.
Sehingga, lanjut dia, pihaknya sedang menata paliatif. Nantinya jika RS khusus kanker dan jantung milik Pemprov DKI Jakarta jadi dibangun, perawatan paliatif tidak hanya ditujukan bagi penderita kanker namun bagi para pasien dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi dengan pengobatan medis.
Nantinya rumah sakit tersebut akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Seperti kolam renang, teater, taman, dan lain-lain. Sehingga para pasien yang biasanya hanya kesakitan dan cemas dapat menikmati hidup lebih tenang.
“Coba kamu bayangin kalau kamu kanker terus disuruh tunggu 3-7 bulan baru dirawat. Keburu kanker sudah nyebar kemana-man, enggak bisa ditangani lagi. Dari ketiga rumah sakit itu, paling banyak pasien Jakarta, kira-kira sekitar 55 persen,” kata Koesmedi.
Sumber: kompas.com