Surabaya – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim meminta semua Rumah Sakit (RS) di Jatim segera mengurus akreditasi baru karena dari jumlah keseluruha RS di Jatim yaitu 370 RS, baru 14 persen telah terakreditasi.
Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono di Surabaya, Selasa mengatakan akreditasi RS dianggap penting sebagai upaya peningkatan pelayanan, sehingga Dinkes meminta kepada RS segera mengurus akreditasi baru yaitu sistem Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2012.
“Dari 370 RS pemerintah dan swasta, hanya 14 persen RS yang telah terakreditasi. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama, apalagi kita terus menghadapi pasar global di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” kata Harsono.
Ia mengatakan RS yang sudah memiliki akreditasi, masih menggunakan versi lama KARS 2012 yang masih berlaku, namun setelah tahun 2012 bermunculan RS baru, sehingga otomatis RS yang didirikan sesudah tahun 2012 belum mengikuti penilaian.
“Terdapat perbedaan mendasar antara akreditasi versi lama dan baru. Dalam sistem lama, KARS pusat hanya memeriksa dokumen yang diserahkan rumah sakit, sedangkan dalam model baru dokumen dan realisasi harus sesuai standar dan kondisi di lapangan,” tuturnya.
Menururt dia, KARS saat ini menggunakan sistem telusur, sehingga RS tidak bisa berbohong, apalagi suara pasien dilibatkan dalam unsur penilaian. Selain pelayanan kesehatan, hal lain seperti kebersihan ruangan dan kantin juga diperhatikan.
“Dokter juga dipastikan melakukan kunjungan kepada pasien setiap hari. Dokter juga harus menulis serta meneken rekam medis pasien, mereka juga didorong terus mengikuti seminar serta pendidikan yang bisa meningkatkan kompetensi,” kata dia.
Oleh karena itu, Dinkes dan Persi Jatim saat ini gencar mengadakan pelatihan bagi RS yang menjadi anggota sebagai upaya meningkatkan pelayanan dengan mengotimalkan SDM, agar mampu bersaing di dunia internasional.
Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jatim, Dodo Anondo menuturkan pihaknya berperan aktif dalam program pemerintah dengan tujuan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai.
“Belum terakreditasinya RS juga menjadi tantangan tersendiri. Memang belum banyak rumah sakit yang melakukan akreditasi yang baru, namun sebenarnya rumah sakit yang ada tersebut sudah terakreditasi hanya saja menggunakan versi lama yang masih berlaku,” terangnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, sejak lama pihaknya telah lakukan safari manajemen secara rutin tiga bulan sekali di koordinator wilayah Jatim, serta pelatihan untuk rumah sakit agar tenaga kesehatannya bisa melayani dengan baik. (*)
Sumber: antarajatim.com