BANDA ACEH – Provinsi Aceh masih mengalami kekurangan tenaga medis khususnya dokter spesialis. Hal itu diungkapkan Kepala dinas Kesehatan Aceh, Muhammad Yani, saat melakukan pertemuan dengan komisi VI DPR Aceh, Minggu (3/4).
Dikatakan Yani, Aceh memiliki 23 rumah sakit umum di kab/kota dengan jumlah puskesmas mencapai 337. Namun, dari seluruh rumah sakit yang ada di 23 kab/kota itu tak memiliki kapasitas yang sama, baik tipe, ataupun status akreditasi.
Bahkan, kata Yani, sebagian besar dari pada tenaga medis, baik dokter umum dan spesialis itu berada di Kota Banda Aceh.
“Masih banyak di daerah kita ini yang belum memiliki dokter spesialis penunjang, atau sub spesialis,” kata Yani
Dengan kondisi seperti itu, jelas Yani, maka sangat wajar jika masyarakat Aceh masih belum mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan pemerintah selama ini. Keterbatasan tenaga medis ini akan membuat kesenjagangan bagi keberadaan tenaga medis di Aceh.
M. Yani menambahkan, secara jumlah absolut, dokter spesialis di Aceh lebik kurang 235 orang. Tapi setengahnya ada di Banda Aceh, seperti di Rumah Sakit Zainal Abidin, Rumah Sakit Ibu dan Anak dan Rumah Sakit Meraxa.
“Kami dari dinas kesehatan mengakui bahwa distribusi tenaga medis belum merata ini akan menjadi perhatian khusus pemerintah kedepan,”imbuhnya.
Untuk mengatasi persoalan ini, kata Yani, Pemerintah Aceh mempunyai sebuah lembaga untuk memberikan beasiswa bagi putra putri Aceh untuk melanjutkan pendidikan dengan catatan bersedia untuk pulang ke daerah-daerah yang kekurangan dokter
“Ini yang sedang didorong antara Pemerintah Aceh dan DPRA, untuk menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam hal memberikan peluang kepada putra putri Aceh untuk menuntut ilmu keluar daerah dengan catatan ketiga selesai sekolah mau pulang ke Aceh,”ujarnya.
Sumber: ajnn.net