BEKASI – Pada usianya yang ke-39 tahun, Rumah Sakit (RS) Mekarsari, Bekasi, siap terapkan konsep Green Hospital. Hal itu direncanakan, guna memenuhi tanggung jawab keberadaan rumah sakit terhadap perubahan iklim dan pemanasan global, serta degradasi lingkungan. Oleh karenanya, pemanfaatan sumber daya alam juga merupakan kebutuhan input bagi setiap rumah sakit.
Menurut Wakil Walikota Bekasi, Ahmad Syaikhu konsep perencanaan Green Hospital yang dimiliki oleh RS Mekarsari adalah suatu bentuk wujud kepedulian rumah sakit terhadap situasi iklim yang terjadi saat ini.
“Mudah-mudahan, dengan adanya konsep ini, program yang telah dimiliki oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, yaitu seribu taman dan satu juta lubang biopori dapat terbantu. Semoga dengan ini bisa bersama-sama membantu program yang dicanangkan oleh Pemkot Bekasi,” kata Wakil Walikota usai membuka lounching Green Hospital RS Mekarsari, Kamis (25/2/2016).
Lounching green hospital yang kali pertamanya ada di Kota Bekasi ini, di gelar dengan tema ‘Giving For Living And Caring Our Environment’ yang artinya adalah untuk memberikan kehidupan, dilingkungan yang nyaman.
Terkait dengan adanya program yang di canangkan oleh Pemkot Bekasi, lanjut Wakil Walikota, program green hospital ini juga bisa memberikan kontribusinya kepada Pemkot Bekasi, yakni dengan menambah lubang biopori yang telah ada di rumah sakit, dan sumur resapan.
“Mudah-mudahan dengan adanya program yang di miliki rumah sakit ini (RS Mekarsari), ada penambahan terhadap sumur resapan dan lubang biopori,” ujarnya.
Selain adanya Green Hospital yang di canangkan oleh RS Mekarsari, pria yang akrab di sapa Pak Ustad ini juga mendengar tentang konsep Green Energy yang dimiliki Rs.
“Untuk penataan yang lain, seperti Green Energy ini bisa melakukan pengurangan terhadap konsumsi listrik. Selain itu juga ada konsep untuk penataan limbah, yang akan sangat meminimalisir limbah-limbah rumah sakit. Kita tahu, bahwa limbah rumah sakit lebih di dominasi oleh limbah B3, limbah infeksi, namun saya tanyakan ke Dirut rumah sakit, bahwa limbah ini sudah di prosesnya sesuai prosedur,” bebernya.
Program yang sangat positif ini, di rencanakan oleh Pemerintah Kota Bekasi, kata Wakil Walikota, akan ada regulasi yang di tetapkan, guna menjadikan setiap rumah sakit yang berada di Kota Bekasi, dapat turut menerapkan seperti Rs Mekarsari.
“Kalau memang implementasi dari Green Hospital ini berhasil, Insha Allah kita akan terapkan dan wajibkan seluruh rumah sakit disini, untuk menerapkan green hospital, karena ini dapat membantu kebersihan lingkungan kita. Kemungkinan yang lebih kuat adalah Perda, namun sebelum itu kita akan upayakan adanya Peraturan Walikota (Perwal) yang mengatur tentang Green Hospital di Kota Bekasi,” tandasnya.
Bersama Pemkot Bekasi, ia berharap, dengan adanya green hospital yang kali pertamanya di cetuskan oleh Rs Mekarsari di Kota Bekasi, dapat menjadi pilot project (percontohan) bagi rumah sakit yang lainnya di bekasi.
“Ya, kita ingin support dengan memberikan bantuan-bantuan, seperti pengeboran lubang biopori, yang akan kita kirimkan para relawan-relawan lingkungan nantinya,” ungkapnya.
Sementara, Direktur Rs Mekarsari, dr. Eko S. Nugroho, MPH menerangkan terkait penerapan Green Hospital yang menjadi program andalan rumah sakit yang di pimpinnya, menggunakan indikator dari Green Building, yang merupakan indikator untuk penerapan Green Hospital. Green Buliding ini meneurtnya, ada beberapa kriteria, guna menjadi gren hospital.
“Mudah-mudahan dengan memenuhi undang-undang yang ada sebagai rumah sakit, kemudian memenuhi kriteria dari Green Building, semoga indikator Green Hospital ini bisa jadi yang pertama bagi Pemkot Bekasi,” ungkapnya.
Proses awal konsep green hospital ini, lanjut Eko, sejak satu tahun lalu, yang di canangkan dalam Rencana Strategis (Rensra) tahunan rumah sakit. Green hospital menurutnya bukan hanya kepada pembuatan lubang bioporii, namun lebih mengutamakan kepada karayawan rumah sakit, untuk membudayakan kehidupan yang bersih.
“Prosesnya itu sejak awal kita memiliki rensra. Sudah berjalan satu tahun lebih. Sebenarnya, kita lebih menargetkan untuk menanamkan budaya green itu sendiri kepada para karyawan rumah sakit dahulu, selain dari pembuatan lubang biopori itu sendiri,” pungkasnya.
Ia berharap untuk kedepan, program green hospital ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Kota Bekasi, khususnya warga sekitar rumah sakit.
“Semoga kedepannya kita bisa memiliki karayawan yang berbudaya green, dan bisa mengkapanyekan program ini dengan turun langsung ke masyarakat,” tutupnya. (Alfi)
Sumber: beritaekspres.com