YOGYA – Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah gencar melakukan akreditasi terhadap rumah sakit baik negeri maupun swasta. Standar akreditasi rumah sakit di Indonesia sekarang ini sama dengan rumah sakit di Amerika Serikat.
“Menghadapi MEA, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta meningkatkan sinergi, menguatkan jejaring yang ada,” jelas Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dr H Joko Murdianto SpAn MPH, Rabu (17/2).
Joko Murdianto menjelaskan hal itu terkait dengan Milad ke-93 RS PKU Muhammadiyah Yogya yang berdiri 15 Februari 1923. Kegiatan milad bersinergi dengan panitia milad ke-23 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kegiatan milad berupa pengabdian masarakat berlangsung 15 Februari – 20 Maret 2016.
Kerjasama pengabdian masarakat tersebut melibatkan 90 mahasiswa FKIK UMY dari empat jurusan masing-masing kedokteran umum, kedokteran gigi, farmasi dan keperawatan. Mahasiswa tersebut didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) baik dari UMY maupun RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurut Ketua Panitia Milad ke-93 drg Indria Nehriasari SpBM MKes, pengabdian masarakat tidak hanya sebatas model pembangunan fisik dan penyuluhan kepada warga masyarakat, tetapi dengan inovasi yang bermuara pada pelayanan, penyertaan atau pendampingan, mitra dan kerjasama atau pelatihan yang berhubungan dengan bidang-bidang pendidikan kesehatan.
Lokasi pengabdian masarakat di wilayah binaan RS PKU Muhammadiyah setempat yang menjadi jaringan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Masing-masing di Desa Purwobinangun Pakem Sleman, Kelurahan Ngampilan Kecamatan Gondomanan Kota Yogyakarta (Kampung Notoprajan, Purwodiningratan dan Suronatan), Kelurahan Kotagede dan Giwangan Kwecamatan Kotagede Kota Yogyakarta, Desa Bodeh Ambarketawang Sleman, dan Desa Giripeni Wates Kulonprogo.
Pelepasan dan pembukaan kegiatan oleh dr Joko Murdianto SpAn MPH di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Gamping Sleman, Rabu (18/2). Joko Murdianto menyebutkan, kegiatan tersebut betul-betul pengabdian, mahasiswa tidak mendapat bayaran dan tidak mendapat nilai. Tranportasi juga ditanggung sendiri oleh mahasiswa. Tetapi menurut Joko Murdianto, mahasiswa akan mendapat pengalaman yang tidak didapat di bangku kuliah. (War)
Sumber: krjogja.com