manajemenrumahsakit.net :: MAKASSAR – Kepala Rumah Sakit Bunda, dr Darni Tangsah, Selasa (29/10/2014), kemarin, kembali memberikan keterangan pers.
Menurutnya, pihaknya sudah memanggil semua pegawai, termasuk perawat dan dokter yang merawatnya.
Namun hasilnya, tak ada satu petugas yang piket saat itu mengaku jika bayi Fadhlan terpanggang.
“Kita sudah kumpulkan semua perawat dan dokter, tapi tidak ada yang membenarkan ada bayi terpanggang,”sebutnya.
Darni menyampaikan, tuduhan orangtua terhadap Rumah Sakit Bunda, dinilai tidak benar.
Berikut ini penjelasannya:
Pertama-tama kami membantah semua kejanggalan terjadi terhadap anak kembar pasien tersebut.
Kami bingung jika, orangtua bayi mengatakan itu luka bakar atau terpanggang. Kami bisa pastikan bahwa itu bukan luka bakar karena tidak ada ciri-ciri luka terbakar.
Kalau difikirkan secara teoritis tidak masuk akal jika terpanggang karena alat yang digunakan menghangatkan bayi (cuve) tersebut menggunakan lampu bohlam khusus lima watt.
Jarak lampu tersebut dengan ruang penempatan bayi ada sekitar 30 centimeter. Jika memang ada luka bakar maka seharusnya yang terbakar terlebih dahulu adalah pakaian bayi dan kasur yang cukup tebal. Sementara tidak terjadi apa apa. Mungkin dapat dirasionalkan bahwa dua anak berada di cuve yang sama namun yang bermasalah hanya satu orang anak saja.
Terkait luka yang ada di punggung tersebut diduga ada beberapa faktor antara lain keadaan pasien ataupun faktor luar mengingat anak ini lahir prematur jadi sangat rentan.
Namun jika ditanyakan apa penyebab luka maka kami tidak akan bisa menjawab melainkan harus diserahkan kepada ahlinya (ahli forensik).
Kami kemudian membantah jika dikatakan ada tindakan infus sehingga menyebabkan bola mata bengkak dan lainnya. Kenyataannya kami hanya memberikan bantuan pernafasa sekaligus selang masuk asupan makanan dan minuman di hidung karena memang pasien mengalami masalah di pernafasan makanya kami fokus ke pernafasan.
Terkait rujukan, justeru pihak dokter kami yang memberikan saran kepada orang tua bayi untuk merujuk pasien ke rumah sakit lain demi mendapat perawatan lebih intens.
Lalu terkait pembayaran Rp 7 juta itu belum ada kami terima karena orang tua mengatakan akan membayar jika masalah kesehatan anaknya sudah selesai.(*)
Sumber: tribunnews.com