|
Salam jumpa Bapak/Ibu pemerhati Manajemen Rumah Sakit, Edisi Minggu ini Selasa, 4 November 2025 kami sajikan beberapa Artikel / Jurnal / Berita dan Agenda sebagai berikut: Beyond Check Up: Nikmati Layanan Rumah Sakit Tanpa Harus Sakit
Pandemi COVID-19 telah menciptakan revolusi dalam paradigma kesehatan global, mengubah rumah sakit dari sekedar tempat penyembuhan menjadi mitra kesehatan holistik yang bersifat preventif. Data dari McKinsey & Company mengungkapkan bahwa 80% konsumen di Asia Pasifik kini lebih memperhatikan kesehatan mereka dibandingkan sebelum pandemi, dengan 70% diantaranya bersedia membayar lebih untuk layanan kesehatan preventif. Transformasi kesadaran kesehatan ini dipicu oleh trauma kolektif terhadap kerentanan sistem kesehatan selama pandemi, yang mendorong masyarakat mengambil kendali proaktif atas kesejahteraan mereka. Reportase Workshop Kupas Tuntas Unit Cost Pelayanan RS: Pemanfaatan Informasi Unit Cost Rumah Sakit Untuk Berbagai Pengambilan Keputusan di Era JKN
Workshop diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari di KHAS Malioboro Hotel Yogyakarta dan diikuti oleh 19 peserta secara tatap muka. Sejumlah peserta berasal dari instansi rumah sakit daerah, rumah sakit swasta, dan juga perguruan tinggi. Latar belakang pendidikan para peserta beragam, diantaranya dari bidang ekonomi, tenaga medis, dan akademisi. Forum Nasional JKKI XV: Sesi Implementasi Kebijakan Pelayanan Rujukan Salah satu sesi dalam Forum Nasional JKKI XV membahas pelayanan rujukan. Sesi tersebut mengupas strategi peningkatan layanan di 3 rumah sakit yang berbeda tipe. Rumah sakit yang pertama adalah rumah sakit rujukan yaitu RSUD dr Soetomo. Kemudian, rumah sakit kedua berbasis pendidikan yaitu RS UGM. Lalu terakhir, rumah sakit swasta yaitu RSU Santosa Kopo. Beragam pengalaman menarik dibagikan dalam seminar tersebut. Studi Kelayakan (Feasibility Study) sebagai Pilar Utama Investasi Berkelanjutan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Kebutuhan akan Studi Kelayakan (FS) yang komprehensif merupakan prasyarat mutlak dalam pendirian awal maupun pengembangan layanan di setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes), baik itu klinik, Puskesmas, maupun rumah sakit. Dalam konteks sistem kesehatan yang kompleks dan padat modal seperti di Indonesia, FS berfungsi sebagai instrumen mitigasi risiko utama. FS memastikan bahwa setiap keputusan investasi didasarkan pada analisis mendalam, bukan spekulasi, sehingga sumber daya dialokasikan secara efisien, memenuhi kebutuhan populasi, dan mendukung keberlanjutan finansial (1). FS tidak hanya penting untuk investor swasta yang mencari Return on Investment (ROI), tetapi juga krusial bagi Fasyankes publik seperti Puskesmas dan rumah sakit daerah, karena FS menjamin akuntabilitas publik dan optimalisasi anggaran negara untuk pelayanan yang merata dan berkualitas. Reportase Webinar & Travelling Seminar: Transformasi Kepemimpinan RS dalam Lingkungan yang Dinamis September-Oktober 2025
Ikatan Ahli Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (IAMARSI) DIY bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar dan travelling seminar dengan topik Transformasi Kepemimpinan RS dalam Lingkungan yang Dinamis pada September hingga Oktober 2025. Sejumlah tujuan ingin dicapai dari rangkaian webinar dan seminar tersebut, diantaranya: memahami konsep sense making dan alat bantu kepemimpinan untuk RS dalam konteks transformasi kepemimpinan, memahami skenario pendanaan RS berdasarkan analisis situasi sumber dana BPJS dan non-BPJS, membuat opsi-opsi strategi untuk terus tumbuh bagi RS di Indonesia, membandingkan dengan situasi pendanaan RS dan strategi RS di Malaysia dan Thailand, serta mengembangkan program inovatif untuk RS peserta kegiatan berupa penyusunan Proposal Project untuk pengembangan inovasi pelayanan. Webinar dan seminar ini sangat menarik diikuti karena mempertemukan pandangan dari para narasumber serta penanggap pakar senior dan junior. Reportase Traveling Seminar Bangkok – Kuala Lumpur 10 – 13 Oktober 2025
Traveling seminar dilaksanakan dengan diawali oleh rangkaian seminar dilanjutkan dengan kegiatan kunjungan ke RS dan resort yang ada di Bangkok, Thailand dan Kuala Lumpur, Malaysia untuk meninjau lebih dalam bagaimana proses pelayanan, strategi, serta produk apa saja yang ditawarkan kepada pelanggan, khususnya dalam pelayanan medical & wellness tourism. Kunjungan dilaksanakan pada 10-13 Oktober, diawali dengan kunjungan di Bangkok pada 10 Oktober, dilanjutkan ke Kuala Lumpur pada 12 Oktober. Dampak Pemantauan Pasien Jarak Jauh terhadap Penggunaan Layanan Kesehatan pada Pasien dengan Penyakit Tidak Menular
Pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) menjadi tantangan yang semakin besar bagi sistem kesehatan. Meskipun pemantauan pasien jarak jauh menawarkan solusi menjanjikan dengan memanfaatkan teknologi untuk memantau pasien di luar lingkungan klinis, masih terdapat kekurangan pengetahuan mengenai dampaknya terhadap penggunaan sumber daya. Tinjauan sistematis ini menunjukkan bahwa pemantauan pasien jarak jauh kemungkinan menyebabkan proporsi pasien yang dirawat inap lebih rendah, jumlah rawat inap lebih sedikit, dan lama rawat inap yang lebih singkat dibandingkan dengan perawatan rutin. Menuju Tarif Kesehatan yang Adil: Belajar dari Sistem NHS Inggris
Selama satu dekade lebih implementasi Jaminan Kesehatan Nasional, isu yang paling sering muncul dari kalangan rumah sakit adalah “tarif INA-CBG’s yang dianggap tidak menguntungkan”. Banyak manajemen rumah sakit merasa bahwa pembayaran dari klaim JKN tidak mampu menutup biaya riil pelayanan yang mereka keluarkan. Situasi ini bukan sekadar keluhan finansial, melainkan juga menggambarkan adanya kesenjangan mendasar antara sistem tarif nasional dan realitas operasional di lapangan. Implementasi Manajemen Lean dalam Peningkatan Kualitas Layanan Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai organisasi yang padat tenaga kerja dan padat modal, serta menyediakan layanan medis dan non-medis, memerlukan manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sumber daya. Namun, manajemen ini tetap harus memperhatikan kualitas layanan kesehatan sesuai dengan standar layanan dan memberikan manfaat bagi pasien. Melalui Manajemen Lean, perbaikan berkelanjutan dapat dilakukan dengan menghilangkan pemborosan, meningkatkan nilai tambah, terutama bagi pasien. |
|||
| Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
|
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
|
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Perawat |
|
RSUD KRT Setjonegoro Jadi Sister Hospital RSUPP Betun |




























